GELORA.CO - Aksi pesilat Hanifan merangkul Jokowi dan Prabowo Subianto berbalut dengan bendera merah putih, membuat haru sejumlah pihak.
"Saya sampai terharu ketika seorang Hanifan berhasil merangkul keduanya, menarik lengan pak Jokowi untuk mendekat dan mereka akhirnya berpelukan. Nice picture, nice moment, nice event , nice gesture dan nice personaliti, saya katakan itu," kata pakar komunikasi politik Lely Arriane saat menjadi pembicara pada dialektika demokrasi bertema "'Pelukan Jokowi-Prabowo Bakal Dinginkan Suhu Politik?" di media center DPR, Kamis (30/8).
Setelah melihat peristiwa itu, dia menulis perasaan hatinya kepada teman-temannya di Whatsapp (WA).
"Saya tuangkan perasaan hati saya, " ujarnya.
Dia menyampaikan salut kepada Hanifan Yudani Kusumah yang bisa menyatukan kedua tokoh itu sehingga mereka bersatu dalam pelukan.
"Siapa Hanifan? Dia seorang atlet silat tapi bisa menyatukan kedua tokoh. Saya ragu kalau Bang Riza dan Bang Ace bisa melakukan apa yang dilakukan Hanifan," kata Lely.
Menurut dia, seharusnya elite politik di tanah air mempertontonkan hal yang serupa. Sebab selama ini ujarnya mereka hanya mempertontonkan dramaturgi yang mereka ciptakan.
"Mereka menciptakan dramaturgi di panggung politik. Tapi kemarin , panggung politik depan yang ditampilkan Prabowo dan Jokowi dilakukan Hanifan " kata Lely.
Dan publik Indonesia harus bersyukur sebab Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) adalah Prabowo Subianto.
Kalau bukan Prabowo tentunya dia tidak akan hadir dan peristiwa itu pun tidak akan terjadi.
"Jadi apakah ini sebuah kebetulan. Tapi kita harus percaya semua skenario ini sudah diatur oleh Tuhan, minimal untuk memberikan kesejukan kepada kita," demikian Lely. [rmol]