
GELORA.CO - Ratna Sarumpaet bicara soal penolakan diskusi Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) dan #2019GantiPresiden di Kota Pangkalpinang, Pulau Bangka. Ratna menuding penolakan ini rekayasa intelijen.
"Atas penolakan saya menggelar diskusi di Pangkalpinang ini, saya sendiri tidak bisa menyalahkan siapapun yang demo tadi, termasuk masyarakat," kata Ratna Sarumpaet saat jumpa pers di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Sabtu (25 /8 /2018).
Ratna menceritakan, perjalanan menjadi aktivis bukan sehari dua hari ini. Ratna mengklaim dirinya paham betul karakter intelijen.
"Saya sudah menjadi aktivis sejak 94, karakter intelijen saya tahu betul. Jadi tidak bisa saya salahkan masyarakat Pangkalpinang atas penolakan ini," tegasnya.
Ratna melanjutkan, di negara demokrasi, berdiskusi merupakan hak rakyat. Menurutnya, jika diskusi dilarang, bagaimana masyarakat bisa belajar berpikir dan berdialog.
"Kedatangan saya ke Pangkalpinang hanya untuk berdialog, menanyakan apa yang mereka rasakan dan apa yang bisa diperbaiki," ujar Ratna.
"Ini akting apa? kenapa saya dilarang berdiskusi dengan masyarakat? Saya terus terang, tidak bisa menyalahkan siapa pun, kecuali ini semua rekayasa intelijen, yang seperti ini tolong disetop yang kayak ginian, negeri ini sudah hancur siapa yang mau bertanggung jawab kalau benar-benar hancur?" ucap Ratna.
Ratna berharap pelarangan diskusi ini tidak terulang lagi. Sebab, menurutnya, dia hanya ingin berdiskusi.
"Ini kan cuma sekadar diskusi, saya mau ketemu dengan masyarakat, ketemu dengan ibu-ibu, dan tidak lebih dari 200 hingga 300 orang. Bukan saya buat acara ganti presiden ribu-ribuan orang, ini kan saya cuma mau ketemu paling 300 orang saya dibuat kayak teroris, diiringi dan diapit berderet-deret oleh mobil polisi, saya siapa? teroris?" keluhnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah organisasi menggelar unjuk rasa di depan pintu masuk Bandara Depati Amir Kota Pangkalpinang Bangka Belitung. Mereka menolak kegiatan Dikusi Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) yang akan menghadirkan Ratna Sarumpaet CS. Massa akhirnya membubarkan diri setelah acara diskusi dibatalkan. [dtk]