GELORA.CO - Jelang Pemilu serentak 2019, berita bohong alias hoax mulai berseliweran di ruang publik. Khususnya di medsos.
Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Jansen Sitindaon mengatakan, di zaman pemerintahan Jokowi hoax dan ujaran kebencian memang berkembang cukup pesat.
"Rezim pertama yang buat hoax banyak ini ya rezimnya Pak Jokowi. Bazer-bazer ini juga di zaman Jokowi," kata Jansen saat menjadi pembicara dalam diskusi 'Hoax dan Pemilu 2019' di Gedung Kominfo, Jalan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (14/8/2018) sore.
"Di zaman Pak SBY hoax ini gak ada, Makanya pilih kembali Demokrat kalau mau tenang. 10 tahun Pak SBY memerintah tidak seperti di zaman yang baru 4 tahun dipimpin sama Jokowi," sambung Jansen.
Lebih lanjut, Jansen juga menjelaskan beberapa faktor terjadinya hoax.
"Pertama karena rasa benci, awal mulanya hoax juga bisa jadi karena rasa benci yang berlebihan, makanya kurangi rasa benci," ucapnya.
"Kedua karena terlalu cinta, ini juga dapat memunculkan hoax. Dulu Elvis dibilang masih hidup padahal faktanya sudah meninggal, nah ini juga kan karena saking cintanya makanya jadi hoax kabar itu," imbuhnya.
Saat disinggung soal cara menangkal hoax, jansen menyebut, masyarakat harus kritis dalam membedakan kabar hoax dan bukan.
"Hoax itu sumber akunnya anonim. Kemudian ada juga media bodong yang tidak terdaftar dan terverifikasi di Dewan Pers," tukas Jansen. [tsc]