GELORA.CO - Dalam sebuah wawancara dengan media internasional CNN tahun lalu, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Shalahuddin Uno menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin Nasional dari caranya menyampaikan gagasan dalam bahasa asing.
"Saya melihat adanya situasi paradoksal. Peringkat 18 untuk ukuran ekonomi, tapi nomor 122 dalam kemudahan menjalankan bisnis." ungkap Sandi dalam bahasa Inggris, lancar. Dua tangan dan matanya ikut memberikan ekspresi, selaras dengan penjelasannya.
Sandi memberikan contoh, Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah, tetapi gagal memanfaatkannya untuk mensejahterakan rakyat.
"Kita begitu kaya akan sumber daya alam, tapi kita tidak bisa memperoduksi." lanjutnya kepada jurnalis CNN, Anna Coren.
"Kita menghasilkan Kakao, tapi kita tidak punya pabrik coklat. Kita menghasilkan minyak kelapa sawit, tapi kita tidak punya industri parfum atau industri sabun yang bisa mendukungnya," kata Cawapres pendamping Prabowo ini melanjutkan.
Karena tidak memiliki kemampuan melakukan produksi tersebut, Indonesia harus menjual bahan-bahan baku produksi yang melimpah ke luar negeri.
Sandi menegaskan, pemimpin Indonesia ke depan harus bisa melakukan perubahan signifikan sehingga bahan-bahan baku produksi berupa hasil alam bisa diolah di dalam negeri sehingga bisa memiliki nilai lebih.
"Saya pikir, 3-5 tahun ke depan, Indonesia harus bisa menggerakkan kemampuan ini. Kita harus lebih baik." tutupnya.
Sebagaimana diketahui, Sandiaga Shalahuddin Uno mengundurkan diri dari jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta demi fokus menjalankan amanah sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto pada pilpres 2019 mendatang.
[tarbawia]