GELORA.CO - Partai Demokrat ingin mengusung duet Prabowo Subianto-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk berduel dengan Joko Widodo di Pilpres 2019. Berikut adalah hasil survei yang menunjukkan elektabilitas Prabowo-AHY bila melawan Jokowi.
Dari survei-survei yang dihimpun hingga Kamis (2/8/2018) ini, AHY memang termasuk salah satu kandidat cawapres yang diperhitungkan untuk mendampingi Prabowo. Meski demikian, AHY belum memuncaki survei cawapres Prabowo.
Survei dari Median yang dirilis pada 23 Juli, survei LIPI, LSI Denny JA, Alvara Research, hingga Charta Politika yang dirilis pada 21 Mei lalu memang belum menunjukkan AHY sebagai cawapres Prabowo paling favorit di mata responden. Namun demikian, kebanyakan survei itu tetap menempatkan AHY di posisi tiga besar, kecuali Alvara Research yang tak menyebut AHY di urutan tiga besar cawapres Prabowo dan Median yang menempatkan AHY di urutan ke-4.
Lalu bagaimana jadinya bila duet Prabowo-AHY ditandingkan melawan Jokowi? Survei LSI Denny JA yang dirilis pada 10 Juni 2018 menunjukkan Prabowo-AHY bakal mendapatkan elektabilitas 12,3% saja bila melawan Jokowi.
Survei tersebut dilakukan pada 28 Juni hingga 5 Juli 2018 terhadap 1.200 responden dengan wawancara tatap muka. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dilengkapi FGD atau focus group discussion dan analisis media serta in depth interview. Margin of error survei tersebut +/- 2,9 persen.
Pasangan yang paling kuat bagi Prabowo untuk melawan Jokowi adalah Gatot Nurmantyo. Elektabilitas Prabowo-Gatot 35,6%. Pasangan terkuat kedua untuk Prabowo adalah Anies Baswedan, yakni 19,6%. Barulah Prabowo-AHY di urutan ketiga, dengan kekuatan elektabilitas 12,3%.
"Prabowo berpasangan dengan Gatot adalah pasangan yang paling kuat untuk melawan Jokowi," demikian kata LSI Denny JA dalam presentasi survei itu.
Ternyata berdasarkan survei itu, Prabowo-AHY bukanlah yang terkuat untuk melawan Jokowi. Tentu saja ada survei lain dengan hasil berbeda.
Poltracking Indonesia merilis survei pada 18 Februari 2018 lampau. Di survei ini, AHY menjadi cawapres nomor satu untuk Prabowo. Survei menggunakan 1.200 responden di 34 provinsi, dilakukan pada 27 Januari sampai 3 Februari 2018, menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error survei ini sebesar kurang lebih 2,83%.
Poltracking mensimulasikan skenario Prabowo-AHY vs Jokowi. Dalam skenario ini, Jokowi juga disimulasikan berpasangan dengan JK, Gatot, dan Anies Baswedan. Berikut adalah hasil simulasi duel dan persentase elektabilitasnya:
1. Jokowi-JK (47,5%) vs Prabowo-AHY (30,5%)
2. Jokowi-Gatot (43,0%) vs Prabowo-AHY (29,4%)
Itu adalah survei-survei yang dilakukan sejauh ini. Survei belum menunjukkan elektabilitas menggemberikan untuk Prabowo-AHY. Akankah elektabilitas Prabowo-AHY meningkat? Atau yang lebih mendasar, apakah duet Prabowo-AHY bakal benar-benar terwujud? [dtk]