GELORA.CO - Mantan Kepala Staf Umum TNI, Johannes Suryo Prabowo, memberikan komentar terkait aksi bela Pertamina yang digelar untuk menghentikan aksi penjual beberapa aset.
Komentar itu disampaikan Suryo Prabowo melalui Twitter-nya, @marierteman, Kamis (19/7/2018).
Suryo pun menyindir dengan memberikan pertanyaan mengenai aset apa yang belum dijual.
Ia juga menambahkan, dulu provider Indosat dan kapal tanker VLCC Pertamina juga telah dijual.
Suryo mengatakan kata leluhurnya, jika bukan milikmu atau bukan kamu yang membeli, maka jangan sekali-kali untuk menjualnya.
"Apa sih yang belum DIJUAL ?
Dulu mamak jualan indosat dan jualan kapal tanker VLCC PERTAMINA.
Sekarang jualan aset dan infrastruktur kata leluhurku, kalau bukan punyamu, atau bukan kamu yang beli, jangan sekali-kali kamu jual @KemenBUMN." tweet Suryo Prabowo.
Ia pun juga mentautkan video aksi bela Pertamina oleh sejumlah pegawainya.
apa sih yang belum DIJUAL ?dulu mamak jualan indosat dan jualan kapal tanker VLCC PERTAMINA, sekarang jualan aset dan infrastrukturkata leluhurku,kalau bukan punyamu,atau bukan kamu yang beli,
— J.S. Prabowo (@marierteman) July 19, 2018
Diberitakan TribunWow.com dari Kompas.com, PT Perusahaan Gas Negara tbk (PGN) telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan Pertamina.
Penandatanganan Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) antara Pertamina dan PGN merupakan kelanjutan dari proses integrasi PGN untuk mengakuisisi Pertagas.
Hal ini sebagai tindak lanjut pendirian holding BUMN migas pada 11 April 2018.
"Satu demi satu tahapan proses integrasi antara PGN dan Pertagas ini kami lalui dan pada hari ini kami mencatatkan sejarah baru dengan penandatanganan CSPA," ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama melalui keterangan tertulis, Jumat (29/6/2018).
Dengan penandatanganan CSPA ini, PGN menjadi pemilik mayoritas Pertagas sebanyak 51 persen.
Melalui integrasi ini, holding BUMN Migas diharapkan menghasilkan sejumlah manfaat.
Di antaranya menciptakan efisiensi dalam rantai bisnis gas bumi sehingga tercipta harga gas yang lebih terjangkau kepada konsumen, meningkatkan kapasitas dan volume pengelolaan gas bumi nasional, serta meningkatkan kinerja keuangan holding BUMN migas.
Selain itu, akusisi ini mampu meningkatkan peran holding migas dalam memperkuat infrastruktur migas di Indonesia serta menghemat biaya investasi dengan tidak terjadinya lagi duplikasi pembangunan infrastruktur antara PGN dan Pertagas.
Dengan mengakuisisi Pertagas, PGN tidak lagi memiliki kompetitor.
Direktur Keuangan PGN Said Reza Pahlevy mengatakan, selama ini perseroan dan Pertagas bersaing mendapatkan pelanggan dalam menyuplai gas.
"Potensi ke depan bisnis gas itu, untuk PGN terutama, tidak akan lagi ada head to head sama Pertagas. Kompetisi sudah hilang," ujar Reza di Jakarta, Selasa (3/7/2018).
[tribun]