Sstt…Ini Petunjuk Sosok Cawapres Jokowi: Santri atau Militer

Sstt…Ini Petunjuk Sosok Cawapres Jokowi: Santri atau Militer

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa ada lima nama kandidat cawapres yang ada di kantongnya untuk digandeng di Pilpres 2019 mendatang.

Satu per satu sosoknya pun terbeber ke publik luas.

Nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto disebutnya.

Pun dengan nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi.

Hal itu diungkap sendiri oleh calon petahana itu usai memberikan kuliah umum pada angkatan ke-2 Pendidikan Akademi Bela Negara Partai Nasdem, di Gedung ABN Nasdem, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (16/7/2017).

Satu nama lagi yang belum terungkap, diyakini adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dinilai bisa mengatasi masalah perekonomian.

Pertanyaannya, siapa yang bakal dipilih mantan Gubernur DKI itu untuk mendampinginya di periode ke dua kepemimpinannya mendatang?

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari memprediksi Jokowi bakal cenderung memilih sosok berlatar belakang santri.

Tanpa menyebut nama yang sudah ada, dia mengatakan sosok non parpol dengan latar belakang santri yang kuat saat ini justru menjadi kandidat kuat pendamping Jokowi.

Salah satu alasannya adalah Joko Widodo selama ini diterpa isu SARA dan agama cukup masif.

“Isu ekonomi ada, tapi ujungnya juga mengarah ke SARA,” katanya kepada Jawa Pos (induk grup PojokSatu.id).

Qodari melanjutkan, selain sosok berlatar belakang santri, kemungkinan kedua yang tak kalah besar adalah sosok cawapres dari militer.

“Selain santri yang mampu menangkal, yang punya peluang adalah tentara,” lanjutnya.

Di sisi lain, sosok dari parpol memiliki peluang yang lebih kecil. Sebab, hal itu bisa jadi pemicu kecemburuan dalam koalisi yang berujung pada perpecahan koalisi.

“Pasalnya, siapapun tokoh parpol yang akan dipilih Jokowi, memiliki peluang besar mendapat panggung politik di pemilu 2024,” jelasnya.

“Kalau Muhaimin atau Romahurmuziy misal menerima Airlangga (cawapres), sama saja kasih karpet merah. Demikian sebaliknya, jadi saya yakin 95 persen non parpol,” ujar Qodari.

Kriteria lain cawapres Jokowi, lanjut Qodari adalah kemungkinan besar sosok yang dipilih usianya lebih senior dari Jokowi.

Pertimbangannya juga terkait peluang panggung politik pemilu 2024, sehingga sosok non parpol itu bisa diterima koalisi.

Kriteria terakhir adalah sosok non parpol itu juga diterima khususnya Megawati Soekarnoputri.

“Kalau bu Mega gak setuju, saya kira sulit. Jadi bisa dilihat mana yang peluangnya besar,” ujarnya.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita