GELORA.CO - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, menyinggung soal pengkhianatan dalam koalisi.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan dalam acara 'Mencari Pemimpin' yang ditayangkan KompasTV pada Jumat (27/7/2018).
Awalnya, pembawa acara menanyakan kepada Ali Ngabalin, 'apakah jika gugatan Perindo terkait cawapres 2 periode dikabulkan oleh MK, bisa memengaruhi nama cawapres Joko Widodo (Jokowi)?'.
Menanggapi hal tersebut Ali Ngabalin kemudian menjelaskan apabila semua partai yang tergabung dalam koalisi Jokowi adalah partai yang amanah.
"Diberi amanah dia tidak berkhianat, karena itu mereka berkumpul, karena semua perwakilannya ada di kabinet.
Kecuali ada partai yang punya perwakilan tapi berkhianat," kata Ali Ngabalin yang menuai protes dari para tokoh lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Ali Ngabalin kembali menegaskan omongannya.
"Iya dong, kalau Anda mau kabinet, dikasih, jangan ada berkhianat dong," sambung Ngabalin.
Ali Ngabali kemudian menyebutkan partai yang ia maksud.
"Partai Amanat Nasional, kalau Anda mengerti punya perwakilan, jangan Anda kuenya mau, giliran orang bicara Anda berkhianat.
Karena itu, memang betul ada semua partai, Golkar ada Airlangga, PPP, PKB, dan lain-lain, tapi kami sepakat, Bapak (Jokowi) adalah pemimpinnya, kami menyerahkan kepada bapak sepenuhnya (cawapres)," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, mengatakan jika apa yang dilakukan PAN memang berbeda, karena memisahkan koalisi dengan Pilpres.
Sementara itu, Politisi Gerindra, Ahmad Riza Patria, memberikan pembelaan kepada PAN, di mana ia menyebut apa yang dikatakan oleh Ali Ngabalin berlebihan.
"Itu berlebihan, kalau PAN itu mendukung pemerintahan sampai 2019," kata Riza.
Riza menganggap apa yang dilakukan PAN tidak ada hubungannya dengan posisi mereka di kabinet.
Diketahui saat ini PAN belum menentukan dengan siapa ia berkoalisi.
Riza menyebut, apa yang dilakukan sudah baik lantaran tidak memperhatikan kepentingan partai.
Simak selengkapnya dalam video dibawah ini.
Diberitakan kompas.com, Prabowo Subianto mengatakan jika koalisi antara PKS, Gerindra dan PAN sudah berjalan, meski belum dideklarasikan.
"Saya katakan di sini walaupun tidak terlalu nyata, sesungguhnya koalisi Gerindra, PKS, dan PAN itu sudah de facto, berjalan. Walaupun kadang susah. Yang namanya satu keluarga saja susah. Capek juga ketemu orang-orang PKS sama PAN. Karena semua orang pintar," kata Prabowo saat memberikan sambutan di acara Pertemuan Ulama di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (27/7/2018).
Prabowo yakin apabila nantinya Gerindra, PKS, dan PAN akan mencapai titik temu dalam koalisi pilpres, khususnya dalam penetuan cawapres.
"Tapi di ujungnya kami sadar bahwa kami mewakili kepentingan bangsa dan negara. Jadi setiap langkah saya pasti ajak Ustaz Salim (Segaf Al Jufri), Presiden PKS, pasti saya konsul. Ke Pak Amien (Rais) dan Zulhas (Zulkifli Hasan) juga," sambung Prabowo.
Dalam koalisi dengan Gerindra, PAN mengajukan ketua umumnya Zulkifli Hasan sebagai cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto.
Di sisi lain, sebelumnya kubu Jokowi menggelar pertemuan di Istana Bogor beberapa waktu lalu.
Pertemuan tersebut diikuti oleh 6 petinggi partai koalisi, seperti PDIP, Hanura, PKB, PPP, Nasdem, dan Golkar.
Pertemuan tersebut membahas mengenai cawapres yang akan maju mendampingi Jokowi.[tribun]