OLEH: JAYA SUPRANA
AKIBAT sudah terlalu banyak pihak menulis buku pedoman merasa bahagia maka saya menulis buku pedoman tidak bahagia.
Di dalam buku berjudul "Pedoman Menuju Tidak Bahagia" yang diterbitkan Elex Komputindo, saya menawarkan beberapa saran yang ampuh untuk merasa tidak bahagia.
Satu di antara sekian banyak cara paling ampuh untuk merasa tidak bahagia adalah membandingkan nasib diri sendiri dengan nasib orang yang lain yang terkesan lebih beruntung. Bagi yang ingin merasa bahagia mudah saja, yaitu silakan modifikasi saran saya menjadi membandingkan nasib diri sendiri dengan nasib orang yang terkesan tidak lebih.
Anjlok
Keanjlokan nilai mata uang terhadap Dolar Amerika Serikat pada Jumat 29 Juni 2018 sempat menyentuh level lebih sedikit di atas Rp14.500 per USD.
Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa depresiasi alias kemerosotan nilai Rupiah terhadap USD pada tahun 2018 mulai Januari sampai saat ini berkisar sekitar 5,7 persen. Nilai tersebut bersifat netral sampai bagaimana kita membandingkan nasib Rupiah dengan mata uang negara lain.
Negatif
Nilai netral tersebut langsung menjadi negatif apabila kita membandingkan nasib Rupiah dengan nasib mata uang Singapura, Thailand dan Hongkong dalam konon terkena dampak Perang Dagang Amerika Serikat versus Republik Rakyat China.
Sementara mata uang Indonesia mengalami depresiasi 5,7 persen ternyata depresiasi mata uang Singapura 2,4 persen, Thailand sebesar 1,6 persen, dan Hong Kong sebesar 0,4 persen. Maka dengan membandingkan diri ke Singapura, Thailand, Hongkong, kita memang memiliki cukup alasan untuk merasa tidak bahagia dan silakan menyalahkan ke sana ke mari termasuk Menkeu Sri Mulyani sampai Presiden Jokowi.
Positif
Namun apabila kita membandingkan kemerosotan nilai Rupiah 5,6 persen dengan kemerosotan nilai mata uang Argentina 32 persen, Turki 18 persen, Brasil 14 persen, Rusia 9 persen, India 7,7 persen dan Filipina 6,7 persen maka nilai netral langsung menjadi positif membuat sanubari merasa bahagia. Layaklah kita bersyukur-Alhamdullilah sebab kemerosotan nilai Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat tidak seburuk Peso Filipina, Rupee India, Rubel Rusia, Real Brasil, Lira Turki apalagi Peso Argentina.
Maka marilah kita menyanjung Menkeu Sri Mulyani sampai Presiden Jokowi yang telah terbukti mampu menyelamatkan nasib buruk Indonesia menjadi tidak lebih buruk ketimbang Filipina, India, Rusia, Brasil, apalagi Argentina meski tidak lebih baik ketimbang Singapura, Thailand apalagi Hongkong. [***]
Penulis adalah pembelajar politik keuangan dunia.[rmol]