GELORA.CO - Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean membeberkan hasil Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Partai Demokrat yang berlangsung di beberapa daerah.
Rakorda tersebut dilangsungkan untuk menyerap aspirasi kader Demokrat terkait dukungan bakal calon presiden di Pilpres 2019 nanti, antara Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo Subianto.
Pada hari ini, Senin (23/7/2018) ada dua daerah yang melangsungkan Rakorda, yaitu Provinsi Riau dan Sulawesi Selatan.
Dari kicauan Ferdinand melalui akun Twitternya, Rakorda Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Riau telah selesai dilaksanakan dan menghasilkan sebuah keputusan bulat.
Dari hasil Rakorda Riau, 97,2 persen kader Demokrat mengusulkan untuk mendukung Prabowo dalam Pilpres 2019.
Sedangkan usulan untuk mendukung Jokowi hanya 2,8 persen saja.
"Rakorda DPD Partai Demokrat Riau baru saja berakhir dengan hasil sebagai berikut, Prabowo: 97,2% dan Jokowi: 2,8 persen,"kicau Ferdinand, Senin.
Selain Riau, DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan juga menggelar Rakorda.
Hasil dari Rakorda DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan, mayoritas kader mendukung Prabowo Subianto.
Prabowo mendapat dukungan dari 76 persen suara kader Demokrat.
Sedangkan sisanya, 24 persen mendukung Jokowi.
"Baru saja Rakorda DPD PD Sulsel selesai, 76 persen mendukung pak Prabowo dan 24 persen mendukung Jokowi. Begitulah Demokrasi di Demokrat," kicau Ferdinand.
Jokowi unggul di Jawa Timur
Sementara itu, diketahui sebelumnya dari Tribun Jatim, DPD Partai Demokrat Jawa Timur juga telah melakukan Rakorda.
Hasil Rakorda mengusulkan untuk mengusung Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
Usulan ini diajukan setelah DPD melakukan voting mengenai arah dukungan bakal calon presiden di Pilpres 2019 pada Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Partai Demokrat Jatim di Surabaya, Sabtu (21/7/2018).
Saat itu, pilihan yang diajukan kepada kader hanya ada dua, yaitu Jokowi dan Prabowo Subianto.
Voting diikuti seluruh anggota Fraksi Partai Demokrat di DPRD, baik tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, 38 ketua DPC, serta 5 perwakilan DPD Jatim.
Hasilnya, Jokowi meraih dukungan telak dengan 152 suara dan Prabowo 56 suara.
Sebanyak 6 suara lainnya dinyatakan tidak sah.
Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Soekarwo mengatakan, selain rekomendasi voting, pertimbangan ini juga didasarkan pada pilihan gubernur terpilih yang juga diusung Demokrat di pilkada lalu, Khofifah Indar Parawansa.
Khofifah secara terbuka telah mendeklarasikan diri mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019.
"Seharusnya pilihan dari gubernurnya Demokrat juga bisa dijadikan variabel pertimbangan DPP," ujar Soekarwo, yang masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur ini.
Pertimbangan lain, lanjut dia, adalah peluang untuk membuka poros ketiga juga sudah tertutup.
Sebab, bergabungnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke koalisi Jokowi, kans Demokrat untuk menggandeng partai lain demi tercapainya presidential threshold (ambang batas pencalonan presiden) pun hanya tinggal angan.
Apalagi, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah sepakat di poros kedua.
”Dengan PAN juga tidak cukup, tidak sampai 20 persen. Saya rasa tidak bisa ke alternatif ketiga," ungkap Soekarwo.[tribun]