"Saya agak grogi hari ini karena jarang saya bicara dengan ulama, biasanya saya bicara (sebagai) TNI purnawirawan, agak grogi juga. Karena memang saya akui, saya tidak berasal dari pesantren, mungkin agama Islam saya kurang bagus," ujar Prabowo di lokasi, Jumat (27/7).
Meski tidak belajar di pesantren, namun Prabowo mengaku tumbuh besar sebagai seorang muslim yang juga berjiwa nasionalis. Sehingga, ia mengaku merasa sangat sejuk ketika mendengar sambutan dari para ulama, khususnya imam besar FPI Habib Rizieq Syihab.
"Saya merasa sejuk, sangat terdengar komitmen beliau tidak saja pada umat Islam, tetapi pada seluruh bangsa, kepada Pancasila, UUD 1945. Sehingga kalau di-framing, bahwa Habib Rizieq adalah Islam garis keras, saya kira saya termasuk jaminannya (bahwa tidak benar)," kata dia.
"Dan malam ini, mungkin saudara jarang dengar saya bicara tentang Habib Rizieq Syihab, malam ini saya sebut beliau imam besar," imbuhnya.
Meski tidak hadir secara langsung, Rizieq ikut memberikan sambutan dengan menggunakan sambungan video call. Dalam sambutannya, Rizieq berharap koalisi keumatan bisa mengusung capres-cawapres dari kalangan nasionalis-agamis.
"Maka, suara capres-cawapres mewakili kelompok nasionalis-agamis agar saling melengkapi, agar mendapatkan kemenangan di seluruh tanah air," ucap Rizieq melalui audio di sela Ijtima Ulama di Hotel Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (27/7).[kumparan]