GELORA.CO - Fenomena politisi pindah partai juga marak terjadi di daerah. Di NTB, sejumlah politisi Partai Demokrat hengkang ke partai lain.
"Kami pindah ke PAN," kata Hadi Muchlis, pria yang sebelumnya Ketua Komisi Pengawas Daerah Demokrat NTB.
Bersamanya turut serta Hamzan Wahyudi, Wakil Ketua Komisi Pengawas Daerah. Juga Lalu Fahrizaharta, yang menjabat sekretaris di komisi yang sama. Satu lagi orang dalam komisi itu adalah Djuliansyah Ramadhan selaku anggota. "Jadi dalam komisi itu total ada lima orang, dari lima, empat pindah," tegasnya.
Tak berhenti sampai di situ, dua anggota Dewan Kehormatan Demokrat NTB juga turut angkat kaki. HM Aroman dan M Shaleh Hambali namanya. Satu lainnya adalah Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Lalu Martayadi. "Kami semua masuk PAN," sambungnya.
Terkait alasannya meninggalkan Demokrat, ia mengatakan karena sudah merasa tak nyaman lagi dalam partai besutan SBY itu. Namun Hadi enggan membeberkan alasan rincinya.
Bahkan ketika dikonfirmasi terkait kabar miring yang menyatakan ada perseteruan besar dalam internal partai berlogo mercy itu, ia kukuh menolak menjabarkannya. "Jangan saya ungkapkan detail," katanya
Dia juga menolak menjawab pasti terkait kabar bahwa mereka yang pindah lantaran bertikai dengan Ketua Demokrat NTB TGH Mahally Fikri. "Ini soal hati," tegasnya.
Dan mereka bertujuh merasa PAN adalah jawaban atas kegalauan hati yang tak dijabarkannya itu. Lalu Martayadi menambahkan, pindahnya mereka juga berkaitan dengan sikap perjuangan.
Dalam internal PAN, ia meyakini akan lebih merasakan semangat kebersamaan dan kekeluargaan itu. Sehingga dengannya ia bersama rekan-rekannya bisa memberi kontribusi maksimal untuk masyarakat. "Sudah lama saya mengamati PAN ini, di sini lebih kental nilai-nilai itu," ucapnya
Ia memastikan tak ada unsur mengejar jabatan dalam pindahnya mereka. Terbukti, kesemuanya pindah setelah pendaftaran bacaleg ditutup. "Kami memang tak cari kekuasaan," tegasnya.
Jika benar motif kekuasaan itu menjadi latar belakang, tentu pilihannya adalah pindah ke PAN sebelum pendaftaran caleg ditutup. Atau juga bertahan di Demokrat dengan asumsi nyaleg melalui partai itu. "Kami memang tidak nyaleg," tegasnya.
Namun demikian mereka menegaskan siap memberi kontribusi bagi partai berlogo matahari putih itu. Boleh saja mereka hanya tujuh orang. Akan tetapi dirinya mengklaim memiliki basis massa yang banyak. "Kami semua ini notaris dan pengacara," ujarnya.
Dengan posisinya itu, mereka memiliki klien seantero daerah ini. Dan kepada PAN dirinya menjanjikan siap mengarahkan orang-orang tersebut untuk ikut bersamanya.
"Kami ini para pembela masyarakat dan rakyat kecil, dari Ampenan sampai Sembalun," tuturnya.
H Muazzim Akbar, Ketua PAN NTB mengatakan dengan tangan terbuka menerima orang-orang itu. Ia yang menemui langsung mereka di kantor PAN NTB di Mataram memastikan dalam internal PAN tak ada resistensi sedikitpun. "Dengan mengucap bismillah, kami terima tujuh saudara baru ini," katanya.
Muazzim bahkan mengatakan, ia sudah menyiapkan sejumlah posisi strategis dalam internal partai. Bagi PAN tak masalah orang itu baru masuk, selama memiliki kapasitas dan integritas, serta juga loyalitas pada partai, maka akan diterima. "Banyak posisi di PAN," katanya memastikan.[jpnn]