GELORA.CO - Wajah mantan Ketua DPR Setya Novanto tampak semringah saat berjalan menuju saf paling depan di dalam masjid Al Muslih, kompleks LP Sukamiskin, menjelang Magrib, Senin (23/7). Wajahnya terlihat segar.
Pria yang akrab dipanggil Setnov itu melempar senyum ke arah sejumlah jemaah yang duduk bersila di sekitarnya. Setelah menyapa rekan-rekannya itu, Setnov kemudian menunaikan salat sunah tahiyatul masjid.
Tidak lama kemudian, Patrialis Akbar menyusul berjalan menuju saf depan. Sama halnya dengan Setnov, mantan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut juga menyapa sejumlah narapidana (napi) yang duduk lebih dulu di dalam masjid.
Baru kemudian menunaikan salat sunah. Di saat nyaris bersamaan, M. Nazaruddin yang memilih salat sunah di saf kedua juga tampak melakukan hal serupa.
Ketiga terpidana korupsi penghuni Sukamiskin tersebut terlihat kompak. Setelan pakaian yang mereka kenakan hampir selaras. Yakni, celana jeans gelap dengan atasan kasual. Mereka pun sama-sama berada di barisan paling depan ketika salat Magrib berjamaah dimulai. Jaraknya hampir berdekatan. Hanya terpisah beberapa jamaah saja.
Selain mereka, di saf depan juga terlihat diisi sejumlah napi korupsi yang tidak kalah populer ketika diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ada mantan Wali Kota Madiun Bambang Irianto dan eks Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin.
Posisi Bambang berada tepat di belakang imam. Sedangkan, Ilham di sisi kiri, berdekatan dengan Nazaruddin.
Pemandangan salat Magrib yang diikuti sejumlah napi top itu tidak terekam Jawa Pos di kunjungan sebelumnya, awal Juli lalu. Saat itu, Setnov tidak terlihat di deretan jamaah. Terpidana korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) tersebut dikabarkan sedang keluar lapas.
Sehingga, absen salat berjamaah yang sejatinya wajib dilaksanakan oleh warga binaan pemasyarakatan (WBP) beragama Islam tersebut.
Bukan hanya kehadiran Setnov yang jadi pembeda pada salat kemarin. Sejumlah petugas Lapas Sukamiskin berpakaian dinas juga menarik perhatian. Sebab, kehadiran mereka tidak terlihat saat kunjungan Jawa Pos sebelumnya.
Kemarin, ada sekitar lima orang petugas berpakaian dinas yang ikut salat berjamaah. Sesekali, mata mereka terlihat menyelidik satu persatu setiap orang yang menunaikan ibadah di masjid tersebut.
Aktivitas rutin di dalam lapas itu juga sedikit "aneh". Di kunjungan Jawa Pos sebelumnya, tidak sedikit jemaah yang terang-terangan menaruh handphone di hadapan masing-masing ketika melaksanakan salat. Namun, kemarin, pemandangan itu nyaris tidak ada.
"Mungkin karena ada petugas (lapas)," kata seorang napi korupsi yang menemani Jawa Pos salat Magrib, kemarin.
Begitu pula ketika selesai salat, sejumlah napi yang biasanya langsung menuju saung bambu dan bungalo mewah, tidak terlihat. Deretan saung yang menyediakan berbagai macam fasilitas itu tampak sepi.
Tidak terlihat aktivitas napi yang bercengkerama santai sambil menyeruput kopi di area saung tersebut. Padahal, di kunjungan Jawa Pos sebelumnya, pemandangan itu hampir tiap hari terlihat.
Napi tersebut mengatakan, pengawasan terhadap para napi beberapa hari terakhir memang lebih ketat dari biasanya. Itu merupakan buntut operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK pada Jumat (20/7) dan Sabtu (21/7) dini hari lalu.
KPK mengamankan suami Inneke Koesherawati, Fahmi Darmawansyah dan Kalapas Sukamiskin (nonaktif) Wahid Husen dalam OTT.
Namun, apakah ketatnya pengawasan di LP Sukamiskin itu akan terus dilakukan? Atau hanya sementara saja, menunggu isu perkara jual beli fasilitas dan izin keluar lapas mereda? [jpnn]