GELORA.CO - Dalam waktu sepekan, dua pegiat #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera dan Neno Warisman mengalami kejadian tak mengenakkan. Rumah Mardani dilempar bom molotov sedangkan mobil Neno Warisman terbakar.
Merespons hal itu, Staf Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan seharusnya Mardani dan Neno melaporkan insiden itu kepada pihak kepolisian. Bukannya berkoar melalui media sosial yang menimbulkan persepsi berbeda.
"Kalau ada bom molotov di rumah Mardani Ali Sera maka tempat yang dia lapor polisi bukan teriak ke sana kemari. Sehingga orang bisa menyimpulkan persepsi berbeda. Jangan-jangan ini, jangan-jangan itu," kata Ngabalin di MJ Food, Petojo, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7).
Begitu juga dengan insiden mobil Neno yang terbakar. Ngabalin mengatakan seharusnya Neno tak hanya berdiam diri di dalam rumah melihat kejadian tersebut.
Neno seharusnya juga langsung melapor kepada polisi agar tak menimbulkan spekulasi di tengah masyarakat.
"Kalau ada mobil Neno Warisman terbakar jangan duduk di rumah tinggal. Ya mesti lapor supaya ada tindak dari kepolisian berapa nomor mobilnya ini. Jangan duduk diam jangan sampai masyarakat berifikir terbakar karena a i o e o," ucap Ngabalin.
Kediaman Mardani dilempari bom Molotov pada Kamis (19/7) dini hari oleh seorang tak dikenal. Sementara mobil Neno Warisman terbakar pada Rabu (18/7). Menurut Neno, mobilnya terbakar sekitar pukul 24.00 WIB di kediamannya di Cimanggis, Depok.
Keduanya menduga, insiden pelemparan bom molotov dan mobil terbakar, merupakan dampak dari aksi #2019GantiPresiden yabg terus diserukan keduanya. Saat ini pihak kepolisian sedang mnegusut kedua kasus tersebut.[kumparan]