GELORA.CO - Selama hampir delapan jam aktivis #2019GantiPresiden dihadang oleh sekelompok orang di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.
Dia dihadang sejak tiba di bandara tersebut pada Sabtu (28/7) sekira pukul 17.00 dan baru bisa keluar pada Minggu (29/7) dinihari sekitar pukul 01.00.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Neno sempat bercerita tentang penghadangan yang dialaminya tersebut.
Keanehan mulai dirasakan Neno saat pesawatnya tiba di Bandara Hang Nadim. Pasalnya, banyak orang yang berburu foto dirinya saat dia melangkah di garbarata.
“Ternyata pas sampai di X-Ray, ada petugas dari Polda. Beliau bilang keadaan tidak aman,” jelasnya.
Atas alasan itu, Neno kemudian digiring petugas menuju sebuah tempat yang dirasa aman.
Namun setelah lama berselang, Neno kemudian mencoba memberanikan diri keluar dari ruangan tersebut. Baru beberapa melangkah, ada seorang yang mulai membuat kericuhan.
“Ada yang nendang, terus hiruk pikuk, kayak ada kericuhan kecil gitu terus orangnya diamankan,” sambungnya yang saat video diambil masih berada di dalam bandara.
Tak lama setelah peristiwa itu, Neno tetap melangkah keluar. Dia mendengar banyak cacian yang dialamatkan kepadanya. Salah satunya, teriakan massa yang menyebut Neno sebagai pengkhianat NKRI.
“Saya melangkah keluar ada teriakan pengkhianat NKRI, saya sedih banget, kenapa mesti kayak gitu?” ucapnya.
Neno menyesalkan penghadangan itu dilakukan. Sebab, apa yang dilakukan dirinya sebatas ingin menyuarakan pendapat. Apalagi, UU menjamin kebebasan berekspresi di negeri ini.
“Gerakan relawan ganti presiden ini juga konstitusional,” tukasnya.[rmol]