Mau Ditenggelamkan PA 212, Begini Reaksi 7 Partai

Mau Ditenggelamkan PA 212, Begini Reaksi 7 Partai

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pencalonan Kapitra Ampera sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg) pada Pemilu 2019 berbuntut panjang. Sebab, Kapitra yang selama ini dikenal berada di inner circle Habib Rizieq Syihab malah dicalonkan partai politik yang berseberangan yaitu PDIP.

Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang dikomandoi Rizieq pun bersikap. Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif menyebut Rizieq telah memberikan instruksi: tenggelamkan banteng.

"Instruksi Habib Rizieq Syihab jelas: gulingkan, tenggelamkan banteng. Kini semakin jelas mana yang taat dan mana yang khianat," kata Slamet.

Slamet tidak menuturkan lebih lanjut 'banteng' apa yang dimaksudkannya, tetapi banteng identik dengan PDIP yang memang lambangnya kepala banteng bermoncong putih. Terlepas dari itu, Ketua Divisi Hukum PA 212 Damai Hari Lubis menyebut ada perintah lainnya. Apa itu?

"Para ulama telah menginstruksikan untuk menjauhi dan memutus hubungan dengan partai-partai (NasDem, Perindo, Hanura, PPP, Golkar, PKB, dan lain-lain) pendukung penista agama," kata Damai Hari Lubis, hari ini.

Partai-partai politik itu pun satu per satu bersuara. Ada yang tak percaya, ada pula yang menyindir. Berikut reaksi partai-partai politik seperti dirangkum detikcom:

1. PDIP

PDIP sangsi akan ucapan Slamet tersebut. Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari menyebut PDIP merupakan partai pro-Pancasila yang terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung.

"Saya nggak percaya Pak Slamet," kata Eva.

"Yang paling bagus tanya Ampera, yang jelas berkas pencalegan yang bersangkutan ada di DPP PDIP. PDIP partai terbuka, asal pro-Pancasila monggo gabung," imbuhnya.

2. Hanura

Sedangkan Hanura lebih merasa heran terkait ucapan Slamet serta Damai. Menurut Hanura, tidak lazim bila ada ulama yang memerintahkan untuk memutus tali silaturahmi.

"Apakah ini perintah dari seseorang yang mengaku dirinya ulama?" ujar Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir.

"Tentunya sangat tidak biasa jika ada perintah memutus silaturahmi demi syahwat politik semata," imbuhnya.

3. PPP

Sementara itu, Sekjen PPP Arsul Sani menilai niat PA 212 itu tak berlandaskan ajaran Islam. Menurut Arsul, semangat PA 212 jauh dari perjuangan demi kepentingan Islam dan umat. Buktinya, isu agama hanya digunakan untuk 'menyerang' PPP.

"Niat seperti itu bukan niat berlandaskan ajaran Islam, tapi lebih pada upaya segelintir orang yang punya kepentingan politik pribadi dan kelompok dengan menggunakan baju ajaran Islam," kata Arsul.

"Mereka tidak berangkat dari niat memperjuangkan kepentingan Islam dan umat Islam secara keseluruhan. Buktinya, isu agama hanya dipakai terhadap PPP saja, tapi mereka diam saja ketika misalnya cagub Gerindra dan PAN di Kalbar di pilgub bulan lalu adalah seorang nonmuslim, meski mayoritas penduduk Kalbar adalah umat Islam," imbuhnya.

4. Golkar

Sedangkan, Golkar yakin tak akan dijauhi. Bukan tanpa sebab Golkar meyakini partainya tak akan dijauhi. Sebab, selama berkiprah di dunia perpolitikan Indonesia, sudah banyak yang diperbuat partainya untuk bangsa Indonesia, terutama bagi kemajuan umat Islam.

"Saya yakin Golkar tidak akan dijauhi," kata Wasekjen Golkar M Sarmuji.

"Di hati mereka, nama Golkar tetap tertanam. Bahkan pendiri dan pendukung Golkar banyak yang berbasis pegiat agama," imbuh Sarmuji.

5. PKB

PKB juga heran dengan sikap PA 212. Selama ini PKB merasa memperjuangkan kemaslahatan dan kesejahteraan umat Islam di Indonesia.

"Bagaimana mungkin memutus hubungan dan silaturahmi?" ujar Wasekjen PKB Daniel Johan.

"PKB akan menjadi sahabat semuanya, termasuk 212. Apalagi peserta 212 juga banyak nahdliyin. PKB akan tetap menjaga ukhuwah sesuai fondasi keislaman dan Pancasila," imbuh Daniel.

6. Perindo

Partai Perindo menjadi salah satu partai yang dijauhi dan akan ditenggelamkan PA 212. Perindo heran atas sikap PA 212 itu. Sekjen Perindo Ahmad Rofiq menyinggung dukungan Perindo terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Kok ditenggelamkan, kayak kapal saja. Kalau mau melihat keberpihakan Perindo terhadap PA 212, kurang apa coba? Perindo juga dukung Anies," ujar Rofiq.

Dia menambahkan Perindo menghindari isu-isu SARA. Soal dukungan Perindo kepada Presiden Joko Widodo, Rofiq mengatakan itu hanya salah satu cara untuk mencari dukungan sebanyak-banyaknya.

"Perindo itu yang mendukung Jokowi. Bukan mendukung partai yang lain. Jadi posisi Perindo dengan partai-partai lain itu bersaing dalam rangka mencari dukungan sebanyak-banyaknya," ujar Rofiq

"Soal presiden, kami sesuai rapimnas mendukung Jokowi. Ini pilihan untuk bangsa dan negara. Jadi Indonesia jangan sampai dibelah dengan isu SARA. Itu akan merugikan masa depan demokrasi kita," imbuh Rofiq.

7. NasDem

Anggota Dewan Pakar NasDem Teuku Taufiqulhadi tak percaya perintah itu datang dari Rizieq. Dia punya alasan atas dugaannya. Sebab menurut Taufiqulhadi, Rizieq adalah seorang ulama besar.

"Saya salah seorang yang tidak percaya sama sekali terhadap hal tersebut. Tidak pernah Habib Rizieq memerintahkan seperti itu. Itu pernyataan mengada-ada dan bohong," kata Taufiqulhadi kepada wartawan, Kamis (19/7/2018).

Taufiqulhadi pun menantang orang yang mengeluarkan pernyataan itu bersumpah di atas Al-Quran. "Tidak ada perintah dari Habib Rizieq. Kalau tidak percaya suruh dia bersumpah dengan Al-Quran di atas kepalanya apabila ada perintah itu," sebutnya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita