Ketum Golkar Airlangga Hartarto Datangi Partai Demokrat di Kediaman SBY

Ketum Golkar Airlangga Hartarto Datangi Partai Demokrat di Kediaman SBY

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Umum Partai Golkar yang merupakan koalisi dari kubu Joko Widodo (Jokowi) mendatangi Partai Demokrat di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Selasa (10/7/2018) sore.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut diinformasikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan di hari yang sama melalui akun Twitternya.

Hinca Pandjaitan mengatakan jika Airlangga Hartarto yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perindustrian tidak sendirian datang ke rumah SBY.

Airlangga tampak didampingi oleh seniornya, yakni Menteri Perindustrian era SBY MS Hidayat.

Hinca mengatakan jika mereka mengobrol seputar masa depan bangsa, termasuk Pilpres.

@hincapandjaitan: sore tadi, @PDemokrat kedatangan tamu @airlangga_hrt ketum @PartaiGolkar dan senior MS Hidayat di kediaman pak @SBYudhoyono .

sambil minum teh dan makanan kecil kami bicara masa depan bangsa yang besar dan penting lima tahun ke depan.

Pilpres 2019? sudah pasti. dinamis sekali !

Hinca Pandjaitan jiga mengatakan apabila perkembangan politik saat ini sangat dinamis dan penuh kejutan.

Ia juga mengungkapkan apabila pergerakan Demokrat dan Golkar menggembirakan.

@hincapandjaitan: sangat dinamis dan akan penuh kejutan @msalghifari14 Ikuti terus pergerakan politik tanpa bola @PDemokrat juga @PartaiGolkar Seru dan memggembirakan tapi mendebarkan.

Unggahan Hinca Pandjaitan

Sementara itu, diberitakan Tribunnews, Airlangga Hartarto membantah jika kedatangannya ke kediaman SBY membahas mengenai koalisi Pilpres.

Pertemuan Airlangga dan SBY digelar tertutup dan berakhir pada pukul 18.10 WIB.

Airlangga mengatakan jika mereka membicarakan situasi politik.

"Belum ada. Kami bicara mengenai situasi (politik,-red). Komunikasi mengenai keadaan politik dan kerja sama antar partai selalu terbuka komunikasinya," tambah Airlangga, ditemui setelah pertemuan dengan SBY, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, pada Selasa (10/7/2018) sore.

Diketahui, Airlangga Hartarto merupakan satu diantara sejumlah sosok yang masuk sebagai kandidat cawapres Jokowi.

Meski demikian, Jokowi yang mengaku sudah mengantongi nama cawapres yang akan ia pilih belum juga mengumumkan siapa sosoknya.

Jokowi beralasan ia masih menunggu momen yang tepat untuk mengumumkan.

Di sisi lain, lawan kuat Jokowi, Prabowo Subianto juga melakukan komunikasi dengan Demokrat.

Usai pertemuan dengan Gerindra, Demokrat bahkan membahas hasil pertemuan tersebut di sidang majelis tinggi mereka.

Meski demikian, Demokrat juga mengumumkan keputusan atau langkah politik yang akan mereka ambil di Pilpres 2019.

Dikutip dari Kompas.com, Demokrat menunggu siapa cawapres yang akan diusung oleh Jokowi dan Prabowo diumumkan.

Menurut SBY, waktu Jokowi maupun Prabowo mengumumkan cawapres merupakan saat yang sangat menentukan dan ditunggu.

Ketika ini terjadi, maka ini akan menjadi momentum perubahan keadaan alias game changer.

Hal ini berdasarkan pada pengalamannya dua kali mencalonkan diri sebagai presiden, kata SBY.

"Saya sebagai seorang veteran capres, dua kali menjadi capres. Memang yang akan mengubah keadaan nanti ketika Jokowi dan Prabowo mengumumkan siapa cawapresnya. Itu akan menjadi game changer," kata SBY.

Menurut SBY, politik cenderung sangat dinamis.

Namun demikian, ia memprediksi tanggal 9-10 Agustus 2018 atau menjelang masa akhir pendaftaran capres dan cawapres adalah periode puncak dinamika politik.

Apalagi jika Jokowi maupun Prabowo mengumumkan cawapresnya menjelang masa penutupan pendaftaran.

"Bisa dibayangkan beliau baru mengumumkan tanggal 9 Agustus begitu berarti kan tinggal 24 jam kali dua," imbuh SBY.

Meski demikian, SBY menyebut jika partainya sudah melakukan pemetaan politik, termasuk sejumlah opsi terkait pergerakan politik sejumlah tokoh.

"Sehingga segenting, se-chaos apapun nanti pada tanggal 9-10 Agustus insya Allah Demokrat akan bisa menetapkan pilihan yang kami pandang paling tepat," ungkap SBY.




BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita