GELORA.CO -
Gempa susulan kembali terasa di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan di kawasan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mantan Rektor Universitas Al-Azhar Prof Dr Ibrahim Hud Hud mengingatkan para undangan yang hadir untuk selalu mengingat Allah SWT.
Hud Hud awalnya sedang menyampaikan sambutan dalam kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun Nahdlatul Wathan ke-83. Dia bicara soal moderasi Islam sebagai prinsip para ulama.
"Ulama para wali, kekasih Allah sesungguhnya pasti akan menjadikan Islam yang moderat itu sebagai prinsip hidup mereka di dalam berdakwah, di dalam menyebarkan ajaran Allah SWT," kata Hud Hud, Minggu (29/7/2018).
Gubernur NTB TGH Zainul Majdi. Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom
|
Hud Hud mengatakan prinsip moderasi Islam itu menempatkan urusan dunia dan akhirat secara seimbang.
"Sehingga dalam kehidupan mereka sehari-hari selalu menyeimbangkan antara ibadah untuk urusan akhirat diseimbangkan dengan kegiatan-kegiatan, perbuatan aktivitas yang berkaitan urusan dunia," ujarnya.
Dia kemudian menjelaskan secara detail mengenai pemahaman moderasi Islam. Di akhir sambutan, gempa terasa kuat sampai membuat para santri dan warga yang hadir berteriak.
Dia menghentikan sejenak sambutannya. Setelah situasi kondusif, dia kembali melanjutkan.
Hud Hud menyampaikan Hadis Rosul tentang perlunya mengingat Allah SWT saat terjadi fenomena alam. Menurut dia, yang perlu ditakuti hanya Allah SWT.
"Kita merasakan gempa, beliau teringat sebuah hadis Rosululloh SAW. Jika kamu mendengarkan suara guntur, suara halilintar, yang mengejutkan yang mengagetkan dan menakutkan maka ingatlah kepada Alloh SWT, takutlah kepada Alloh SWT," tuturnya.
Sampai saat ini kegiatan masih berlangsung. Sejumlah ulama dari negara lain turut hadir. Hadir pula pengusaha Arifin Panigoro dan Gubernur NTB terpilih Zulkieflimansyah.[dtk]