GELORA.CO - Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) Partai Demokrat, Andi Arief, memberikan perbandingan koalisi partainya dengan sejumlah partai lain dalam pemilihan presiden (pilpres).
Andi pun mengatakan jika sejak tahun 2004, koalisi antara Demokrat, PAN dan juga PKS selalu berakhir menang.
Selain itu itu, ia juga membandingkan koalisi antara Demokrat dengan Golkar yang mengalami kekalahan.
"Sejak 2004, koalisi pilpres yang ada Demokrat-PAN-PKS selalu menang. Sementara Koalisi yang ada Golkarnya kalah walaupun Golkar setelahnya diajak duduk di pemerintahan," tulis Andi Arief.
Sebelumnya, Andi mengatakan jika kesepakatan Gerindra dan Demokrat telah disampaikan kepada PAN dan PKS.
Penyampaian itu membuktikan jika Demokrat tidak akan memaksakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo.
Karena koalisi dari partai-partai itulah yang akan menentukan siapa cawapres yang akan mendampingi Prabowo.
"Kesepakatan awal Gerindra dan Demokrat malam ini akan diaampaikan dengan kawan koalisi partai lain PAN dan PKS. Sekaligus menjawab bahwa Demokrat tidak memaksaka AHY untuk cawapres. Koalisilah yg nanti menentukan, dibicarakan bersama," tambah Andi Arief.
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal mengungkapkan, pihaknya berencana bertemu Partai Demokrat pada pekan ini, menjajaki koalisi Pilpres 2019.
Namun, ia enggan menjelaskan lebih rinci terkait waktu dan lokasi pertemuan itu akan berlangsung.
"Iya tentu tunggu tanggal mainnya, ya. Kita kan juga sudah ketemu sebelum-sebelumnya," ujar Kamal di gedung DPP PKS, Jakarta, Senin (23/7/2018) siang.
Kamal menuturkan, pekan ini menjadi titik krusial untuk menemukan kesepakatan bersama terkait koalisi.
Pasalnya, pendaftaran capres-cawapres dibuka pada 4-10 Agustus 2018.
"Kita akan berupaya mengerucutkan nama-nama melalui pertemuan-pertemuan yang ada. Ya harus minggu ini dong, karena kan tidak mungkin kalau bulan depan," ujarnya.
Selain dengan Demokrat, PKS juga memperkuat komunikasi politik dengan Gerindra dan PAN untuk mencari titik temu.
Saat ini, PKS masih terus memperjuangkan sembilan kandidat capres dan cawapres dari internal PKS.
Menurut Kamal, partainya tak mau berandai-andai apabila kadernya tidak terpilih menjadi cawapres bagi Prabowo Subianto.
"Kita tidak boleh mendahului, kita harus jaga pembicaraan yang masih berlangsung sampai benar-benar bulat. Nanti kita akan deklarasikan bersama," katanya.
Namun, Kamal optimistis salah satu dari sembilan kader internal PKS bisa diusung jadi cawapres oleh mitra koalisi nanti.
"Yakin dan kerja samanya akan banyak," kata Kamal.[tribun]