GELORA.CO - Sekelompok aktivis yang mengatasnamakan diri sebagai aktivis 98 menggelar rembuk nasional di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7).
Acara yang diketuai oleh Sayed Junaidi Rizaldi ini terbilang sukses, sebab dihadiri oleh ratusan aktivis 98, seperti Faizal Assegaf dan politisi PDIP Adian Napitupulu. Bahkan Kepala Staf Kepresiden (KSP) Moeldoko dan Presiden Joko Widodo juga turut hadir.
Namun demikian, acara Rembuk Nasional I Aktivisi 98 ini mendapat banyak cibiran di media sosial. Ini seiring beredarnya foto-foto lansia dan anak-anak yang hadir dalam acara itu dengan mengenak kaos yang disediakan panitia.
Warganet menduga para lansia dan anak-anak itu merupakan massa bayaran yang digunakan panitia untuk meramaikan acara.
Warganet mencibir bahwa angkatan 98 ini nampak lebih tua dari usia yang seharusnya. Bahkan tak jarang mereka bahwa rembuk nasional ini bukan digelar aktivis 98, melainkan aktivis angkatan sebelumnya, seperti 65 atau bahkan zaman perjuangan kemerdekaan 1945.
“Kalau ini mah bapaknya aktivis 98,” cibir pemilik akun @hudzaifahra.
“Ini para peserta rembuk nasional aktivis 98 yang siang tadi. Itu aktivis? itu 98 atau 65?” tanya akun @Umnia77 sembari mengunggah foto bapak tua mengenakan kaos bertuliskan ’20 Tahun Reformasi, 98 Rembuk Nasional I’.
Selain kehadiran para lansia, warganet juga menyindir banyaknya peserta yang masih berusia remaja. Sama seperti para lansia yang hadir, para remaja ini juga mengenakan kaos yang sama.
“Foto reuni aktivis 98, sebagian ada yang terlalu cepat “tua" dan ada juga yang malah kembali “muda”. Ini fenomena yang sungguh “luar biasa" dan baru terjadi di rezim sekarang ini,” sindir warganet bernama Razan.
Adapun dalam acara Rembuk Nasional ini, aktivis 98 secara resmi menyatakan dukungan kepada petahana Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang. Dukungan itu bahkan termaktub dalam isi deklarasi Rembuk Nasional I Aktivis 98.
“Mendukung penuh Ir Joko Widodo sebagai calon presiden periode 2019-2024,” ujar Ketua Penyelenggara Rembuk Nasional I Aktivis 98, Sayed Junaidi Rizaldi saat membacakan deklarasi tersebut.
Dalam deklarasi itu, disebutkan juga mengenai alasan aktivis 98 mendukung Jokowi. Salah satunya adalah keyakinan Jokowi mampu mewujudkan cita-cita reformasi.
Selain itu, Jokowi dipilih sebagai capres lantaran tidak punya kejahatan ekonomi, politik, dan kemanusiaan.
Selain mendukung Jokowi, aktivis 98 juga mengusulkan kepada pemerintah untuk menetapkan tanggal 7 Juli sebagai hari Bhinneka Tunggal Ika. Mereka juga menyatakan penolakan penggunaan isu SARA dalam praktik politik Indonesia. [rmol]