Soal Radar Bogor, Gerindra Kritisi Pernyataan PDIP 'Rata dengan Tanah'

Soal Radar Bogor, Gerindra Kritisi Pernyataan PDIP 'Rata dengan Tanah'

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - PDIP menyatakan peristiwa pemberitaan semacam Radar Bogor bisa memicu hal yang lebih dahsyat bila itu terjadi di Jawa Tengah. Kantor pers di Jawa Tengah bisa diratakan dengan tanah bila memberitakan hal yang menyinggung Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Partai Gerindra kritisi pernyataan PDIP itu.

"Pernyataan Bambang Wuryanto kalau kantor Radar tersebut ada di Jawa Tengah pasti rata dengan tanah tidak cocok disampaikan oleh petinggi partai dan justru malah antidemokrasi dan tidak menjunjung kebebasan pers," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono kepada detikcom, Jumat (1/6/2018).

Sebelumnya, fungsionaris PDIP yang menyatakan massa PDIP Jawa Tengah bisa bikin kantor pers rata dengan tanah adalah Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Pacul. Bambang juga merupakan Sekretaris Fraksi PDIP di DPR.

Ferry menilai pernyataan Bambang sebagai pernyataan antidemokrasi. Bahkan peristiwa di Bogor itu sendiri jelas keterlaluan.

"Ormas yang dianggap anarkis saja nggak begini. Kalau ini keterlaluan," kata Ferry.

Pemberitaan Radar Bogor yang disebut Bambang Wuryanto memuat 'goyang-goyang kaki dapat Rp 112 juta' dinilai telah menyusahkan pihak PDIP. Soalnya Megawati sudah dianggap sebagai ibu bagi anggota PDIP.

Pernyataan Bambang Wuryanto itu memperlihatkan sikap tertentu PDIP di mata Gerindra. "Peristiwa ini memperlihatkan kesewenangan dan mengedepankan otot dalam memandang persoalan yang ada," kata Ferry.

"Ini yang orang pada nggak paham. Kalau pemberitaan kayak begitu, memberitakan kayak di Jawa Tengah, saya khawatir itu kantornya rata dengan tanah!" ujar Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/5) kemarin. [detik]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita