GELORA.CO - Ketua Umum Prabowo Subianto menyampaikan beberapa kritik terhadap pemerintah seusai melakukan pertemuan tertutup di kediaman Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan pada Senin, 25 Juni 2018. Sebelum menyampaikan beberapa data terkait kondisi Indonesia, Prabowo curhat bahwa kritikan-kritikannya kepada pemerintah kerap disalahartikan sebagai bentuk memaki pemerintah.
"Kritik itu bagi saya penting, jangan diartikan memaki, menghardik, mencari-cari kesalahan. Dalam kehidupan demokrasi, dialektika itu justru baik," ujar Prabowo di Jalan Widya Chandra IV Nomor 16, Senin, 25 Juni 2018.
Menurut Prabowo, sebagai partai oposisi, sudah menjadi perannya dalam mengoreksi dan mengawasi kebijakan pemerintah. "Kalau tidak koreksi, nanti jangan-jangan kebablasan," ujarnya.
Kata Prabowo, semua kritik-kritik yang disampaikannya itu berdasarkan data. Beberapa data yang diungkapkan Prabowo, misalnya, data Bank dunia pada 2016 menunjukkan produk domestik bruto (PDB) nominal per kapita Indonesia adalah $3570 atau peringkat ke-152 di dunia.
Data lainnya, Index Pembangunan Manusia yang mencakup angka harapan hidup, penghasilan, dan tingkat pendidikan berada di nomor urut urut 113, hanya sedikit di atas peringkat Palestina. "Pertanyaannya, dengan negara yang kaya raya ini, mengapa negara kita berada di deretan papan bawah?" ujar Prabowo.
Dengan indikator-indikator tersebut, menurut Prabowo, pemerintah baru bisa mengklaim bahwa negara Indonesia dalam keadaan yang baik atau tidak. "Setelah kita melihat data, baru kita bisa bertanya apakah benar negara kita kuat, apakah negara kita sehat?" tutur Prabowo. [tempo]