
www.gelora.co - Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Muhammad Said Didu memberikan tanggapannya mengenai peran cukong dalam demokrasi.
Cukong dalam kamus besar bahasa Indonesia merupakan sebutan bagi orang yang mempunyai uang banyak untuk menyediakan dana atau modal yang diperlukan untuk suatu usaha atau kegiatan orang lain.
Menurut Said Didu, ada 7 peran cukong dalam demokrasi yang ia tuliskan melalui akun Twitter, @Saididu, Jumat (22/6/2018).
“Peran cukong dalam #demokrasiCukong :
1) tentukan calon yang bisa diatur,
2) “beli” media massa dan cendekiawan “kanebo”,
3) biayai pencitraan,
4) Lobby Partai untuk biayai terhadap calon,
5) biayai kampanye,
6) atur Kebijakan utk KKN,
7) kembalikan modal + untung + modal berikutnya,” tulis Said Didu.
Tweet Said Didu tersebut mendapat balasan dari netizen @agusasud.
Menurut akun tersebut, politik, kekuasaan, uang dan konglomerat merupakan satu paket.
“Politik – kekuasaan – uang – konglomerat itu satu paket
Tanpa uang mana bs berkuasa, itu terjadi di negara manapun
Kekuasaan bs menghasilkan uang, ini sering terjadi di Indonesia,”jawab akun @agusasud.
Menjawab tweet tersebut, Said Didu menyatakan bahwa hal itu adalah asumsi yang terus dibangun agar cukong selalu merasa dibutuhkan dan merasa paling penting.
“Ini asumsi yg terus dibangun agar cukong selalu merasa dibutuhkan dan merasa paling penting,” jawab Said Didu.
Tagar Demokrasi Cukong juga ia berikan pada tweet Fahri Hamzah.
“Inikah #DilemaRakyat Indonesia? Mau pilih pemimpin dibatasi 20% treshold. Mau cari yang bagus harus didukung konglomerat dan berkuasa. Akhirnya kemungkinan kita akan menonton calon yang di-disain oleh penguasa dan para cukong. Terpaksa memilih kotak kosong,” tulis Fahri, Jumat (22/6/2018).
Said Didu menjawab pernyataan Fahri tersebut adalah Demokrasi Cukong.
“Inilah #DemokrasiCukong,” jawab Said Didu.
[tn]