
GELORA.CO - Wakil Ketua Komisi 2 DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera menyebutkan ada lembaga survei 'plat merah' yang menempatkan nama dan partai tertentu pada hasil survei.
Hal tersebut dikemukakan Mardani Ali Sera melalui akun Twitter, @MardanialiSera, Jumat (29/6/2018).
Mardani mengatakan ketika ia mencermati survei beberapa tahun mengenai pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan kepala daerah (Pilkada), ia mengajak untuk jangan terkecoh dengan hasil lembaga survei tersebut.
Ia juga menyertakan tagar '2019 ganti presiden' dalam tweet-nya.
"Jadi, mencermati survei-survei beberapa tahun ini, di pemilu & pilkada, maka kita jangan terkecoh dengan hasil lembaga survei "plat merah", mereka menempatkan nama tertentu paling tinggi, partai tertentu tinggi, hestek #2019GantiPresiden tidak disukai. MAKA: kita baca kebalikannya.," tulis Mardani Ali Sera.
Politikus PKS ini menambahkan jika survei 'plat merah' akan membuat rilis seperti pemerintahan sukses, ekonomi membaik, masyarakat suka meskipun hutang membengkak, rakyat menyukai meski ingkar janji, dan pengangguran tinggi tak masalah.
"Survei-survei 'plat merah' akan membuat rilis2: pemerintahan sukses, ekonomi membaik, masyarakat suka meski hutang membengkak, rakyat suka meski ingkar janji, pengangguran tinggi tak masalah. Gerakan #2019GantiPresiden menurun. MAKA: kita baca kebalikannya," tambah Mardani.
Mardani menambahkan, hasil survei 'plat merah' gagal dalam mengukur angka-angka partai di pemilu yang berselisih jauh pada pilkada 2015 dan 2017.
Pada pilkada 2018, Mardani juga menganggap bahwa lembaga tersebut gagal sehingga hasilnya tidak valid dan justru menjatuhkan calon tertentu.
"Survei-survei 'plat merah' gagal ngukur angka-angka partai pada pemilu, gagal atau selisih jauh pada pilkada 2015 & 2017. 2018 kemarin gagal pula (atau sengaja menutupi angka2) sehingga hasilnya tidak valid, jatuhkan calon tertentu. Dan sudah pasti meraka gagal mensurvei #2019GantiPresiden," tambah Mardani.
Di ujung tweet-nya mengenai survei 'plat merah', Mardani juga menghubungkan dengan adanya survei untuk mengatakan kampus-kampus hebat di Indonesia sebagai tempat tumbuhnya radikalisme.
Lanjutnya, Mardani mengatakan jika demokrasi ditumbuhi parasit survei yang tidak valid.
"Diluar urusan pilkada/pemilu, ada juga survei2 "plat merah" yg mengatakan Kampus2 hebat Indonesia tempat tumbuhnya Radikalisme, Masjid-masjid yg intoleran, ustad-ustad intoleran. Dll. Kita tak sadar sedang dipecah belah. Dan demokrasi di tumbuhi parasit survei yg tidak valid," tungkas Mardani.
[tn]