Fahri Hamzah: Kegelisahan Mantan Presiden SBY Seharusnya Ditanggapi Serius, Jangan Plangaplongo!

Fahri Hamzah: Kegelisahan Mantan Presiden SBY Seharusnya Ditanggapi Serius, Jangan Plangaplongo!

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah turut menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @Fahrihamzah yang diunggah pada Minggu (24/6/2018).

Awalnya, seorang netizen @ndorokakung menanggapi tudingan SBY yang menyebut jka ada oknum BIN, TNI, Polri tidak netral.

Ia pun mengatakan tak masalah diciduk jika merasa ada yang tidak nyaman.

Akun tersebut kemudian mengatakan "Yaelah Pak..."

Menanggapi hal itu, Fahri Hamzah menyarankan agar akun tersebut melihat sesuatu secara serius.

Fahri juga mengatakan apabila kegelisahan seorang mantan presiden, seperti SBY harus ditanggapi secara serius.

@Fahrihamzah: "Terbiasalah melihat sesuatu secara lebih serius Bung...

ada banyak yg anda tidak ketahui maka penasaran lah....

agar muai sel otak kita terus bertambah...

kegelisahan seorang mantan presiden seperti pak @SBYudhoyono seharusnya ditanggapi serius...

jangan plangaplongo!."



Sebelumnya, SBY mengatakan jika ada tanda-tanda dan niat yang menurutnya membuat aparat tidak lagi netral.

"Ada tanda-tanda, ada niat, yang barangkali membuat aparat negara tidak netral," ujar SBY.

"Rakyat tentu menolak cara-cara seperti ini. Saya sebagai seorang warga, bangsa, warga negara Indonesia, dengan rendah hati juga mengingatkan. Janganlah aparat negara, apalagi jajaran Polri dan TNI berpihak kepada partai politik tertentu, kepada Paslon tertentu, lantas mengingkari sumpah jabatan," ungkap SBY dalamiNews Malam pada Selasa (19/6/2018).

Lebih lanjut, SBY kembali menegaskan omongannya terkait adanya oknum yang tidak netral dalam Pilkada 2018.

"Yang saya sampaikan itu bukan isapan jempol belaka, tidak ada niat seorang SBY menuduh, melebih-lebihkan, mendramatisasi apalagi duhli, tuduh liar, itu bukan DNA saya, saya hati-hati dalam berbicara," ujar SBY di Hotel Santika, Bogor Tengah, Kota Bogor, Sabtu (23/6/2018), dikutip Tribunnews.

"Tapi yang saya sampaikan ini cerita tentang ketidak netralan elemen atau oknum dari BIN, TNI, Polri, itu nyata adanya, ada kejadian, bukan hoax, sekali lagi, ini oknum," imbuh SBY.

Selain itu, SBY juga menyinggung kejadian saat Pilkada di beberapa daerah.

Seperti di DKI Jakarta, Jawa Timur, Riau, Kalimantan Timur dan Maluku.

SBY mengatakan jika calon dari Partai Demokrat diminta untuk memasukkan pejabat kepolisian menjadi wakil dalam pencalonan untuk kepentingan tertentu.

Ia kemudian menambahkan, jika ada pula calon dari partainya yang diperkarakan polisi lantaran menolak untuk memenuhi keterlibatan petinggi kepolisian.

SBY juga menyebut jika ada petinggi BIN memerintah petinggi TNI untuk memenangkan paslon tertentu.

"Kok begini, kasar sekali, kok terang-terangan, mungkin, biarlah saya SBY warga negara biasa penduduk Cikeas, Kecamatan Gunungputri, Kabuoaten Bogor, Jawa Barat yang bicara. Kalau pernyataan saya ini membuat intelejen dan kepolisian kita tidak nyaman, dan ingin menciduk saya, silahkan, Mengapa saya sampaikan ? agar BIN, TNI, Polri netral" ujar SBY.

SBY berharap apabila rakyat bisa berani menolak semua tindak kecurangan termasuk ketidaknetralan tersebut.

Menurutnya, jika ketidaknetralan ini terus terjadi, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan perlawanan dari masyarakat.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita