Wakapolri Akui Anak Buahnya Keliru soal Intimidasi di CFD

Wakapolri Akui Anak Buahnya Keliru soal Intimidasi di CFD

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin menyayangkan adanya intimidasi yang terjadi dalam acara car free day, Minggu, 29 April 2018. Ia berharap ke depan agar aparat bawahannya bisa lebih sigap mengantisipasi adanya dua kelompok massa yang berbeda.

"Menjaga untuk dua kelompok yang berbeda itu tidak bertemu itu tugasnya Polri. Itu kemarin jadi Polri juga ada kelirunya kenapa bisa ketemu," kata Syafruddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 2 Mei 2018.

Syafruddin menegaskan, intimidasi itu adalah bentuk pelanggaran hukum. Terkait pelaporan terkait intimidasi lalu, dia menilai sudah selayaknya laporan itu ditindaklanjuti polisi.

"Seharusnya diterima saja. Semua laporan itu mau benar atau salah itu diterima," ujar Syafruddin.

Kemudian, Syafruddin menyarankan agar CFD benar-benar dimanfaatkan sesuai peruntukan awalnya. CFD dipergunakan untuk sosialisasi hari bebas kendaraan bermotor dengan kegiatan berolahraga.

"Car free day itu ditujukan untuk olahraga, pertama. Kedua, untuk kegiatan masyarakat bersosialisasi satu sama lain. Jadi kalau bisa selanjutnya CFD itu gunakan seperti yang diperuntukkan," jelas Syafruddin.

Sebelumnya, perbuatan intimidasi dan pelecehan yang dilakukan massa dari kelompok pemakai kaus#2019GantiPresiden di area Car Free Day terhadap seorang perempuan dan anaknya, Minggu, 29 April 2018. Aksi ini menyulut perhatian dan emosi masyarakat.

Seorang ibu rumah tangga bernama Susi Ferawati itu dikepung beberapa pria yang memakai kaus #2019GantiPresiden. Aksi pengepungan ini karena Susi memakai kaus bertuliskan #DiaSibukKerja dengan siluet gambar Presiden Joko Widodo melipat kemejanya. [viva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita