www.gelora.co - Sebuah video aksi sejumlah warga membongkar beton rekayasa lalin di wilayah Mampang, Jakarta Selatan, jadi viral di media sosial. Cerita yang sebenarnya, warga membongkar karena keperluan yang mendesak. Simak kisah lengkapnya.
Dilihat detikcom, Sabtu (19/5/2018), tampak sekelompok pria, termasuk ojek online (ojol), membongkar beton yang menutup jalan. Lokasinya di Jalan Raya Mampang Prapatan, tepatnya di perempatan arah Kemang Utara dan Duren Tiga.
Ketua RT 02 RW 05 Toni membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, pembongkaran saat itu dilakukan karena ada kebakaran di Jalan Kemang Utara 9 RT 02 RW 05, Pancoran Selatan.
Menurut Toni, warga dan pemotor yang melintas membongkar beton pembatas jalan itu untuk memudahkan mobil pemadam kebakaran masuk.
Ketua RT Toni (Carlo Homba/detikcom)
|
"Evakuasi untuk kebakaran susah dilaksanakan dikarenakan damkar tidak bisa belok ke kanan. Karena damkar tidak bisa belok ke kanan, jadi pemadam terhambat karena dia harus muter ke Pejaten. Separator kemudian dibongkar ramai-ramai oleh warga yang iba melihat kebakaran ini," kata Toni saat diwawancarai detikcom di lokasi kebakaran, Sabtu (19/5).
Toni menyesalkan keterlambatan pemadam kebakaran karena rekayasa ini mengakibatkan satu orang anak tewas di lokasi kebakaran, yakni sebuah rumah makan Padang. Api juga merembet dan membakar sejumlah bangunan lain. Dia menyalahkan pihak Dishub DKI Jakarta.
Bocah korban tewas dievakuasi. (Carlo Venansius Homba/detikcom)
|
"Terhambat karena ada penutupan dari Dishub sejak semalam. Ada korban satu orang tidak terselamatkan, jadi kita menuntut Dishub untuk bertanggung jawab atas hal ini," ujar Toni.
Toni menyebut korban tewas dalam kebakaran ini adalah seorang bocah berusia 10 tahun bernama Wahyu. Jenazah korban dibawa ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Warga lainnya bernama Lina (48) mengungkap hal senada. Namun, menurutnya, warga sekitar memang sudah memprotes rekayasa lalin yang dilakukan karena menghambat aktivitas.
"Kebetulan bersamaan aja (pembongkaran separator dan kebakaran, red). Warga sini memang sudah emosi karena harus muter jauh," ucapnya.[dtk]