www.gelora.co - Foto seorang anak laki-laki berkaus biru yang sedang menuangkan oli bekas ke kepalanya sendiri, beredar viral di media sosial.
Ia disebut-sebut telah mencuri, sehingga diminta untuk mengguyurkan oli bekas ke kepalanya sendiri oleh si pemilik bengkel.
Kejadian memprihatinkan itu disampaikan oleh pemilik akun Masy Hadi URC di grup facebook Informasi Kedaruratan dan Kepedulian Jogjakarta.
Menurut Hadi melalui postingannya, bocah itu diduga kedapatan mencuri onderdil, sehingga terjadi aksi main hakim sendiri oleh si pemilik bengkel.
Ia pun mengungkapkan kesedihannya yang mendalam atas kejadian memprihatinkan, yang menimpa seorang anak yatim piatu itu.
"Nak, maafkan kami. Kami baru tahu ketika kejadian telah berselang hari. Saya menangis melihatmu pasrah mengguyurkan olie bekas ke kepalamu, tak setahumu kamu terpaksa membahayakan kedua matamu, mungkin olie juga masuk ke telingamu, bahkan sangat mungkin terjilat dan terminum olehmu. Kamu nampak sangat tidak berdaya melakukan penolakan. dan nalar ke anak-anak anmu belum cukup untuk melakukan alasan perlawanan dan pembelaan diri.
Kamu terlihat pasrah dan bahkan sambil tersenyum saat dipaksa mengguyurkan olie bekas ke kepalamu, saya sangat mengerti perasaanmu saat itu. Kamu merasa bersalah karena memang telah mengambil onderdil bekas di bengkel itu. Dan sama sekali tidak ada yang peduli padamu karena statusmu yang yatim piatu. Tidak ada orang dewasa di sekitar kejadian itu yang bisa berpikir sedikit waras, mencegah dan membelamu atas ketidak adilan itu," demikian beberapa isi postingan Hadi di grup tersebut.
Saat dikonmfirmasi, kepada TribunJogja.com Hadi yang merupakan relawan dari sebuah komunitas di DIY membenarkan soal kejadian tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (26/4/2018) lalu.
Korban merupakan bocah berusia 13 tahun dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Selain seorang anak yatim piatu, bocah tersebut juga diketahui menggunakan alat bantu dengar.
Setelah kejadian tersebut, bocah itu diasuh oleh seorang tetangganya yang berprofesi sebagai seorang tentara.
"Pelaku dan korban beda desa. Pengampu satu dusun dengan korban," jelas Hadi.
Saat ini jurnalis TribunJogja.com sedang mengkonfirmasi pihak-pihak terkait, terkait kejelasan lebih detail kasus ini. [tribun]
Video: