Sri Bintang Pamungkas |
www.gelora.co - Tokoh pergerakan Sri Bintang Pamungkas membuat pernyataan mengejutkan. Aktivis gerakan Malari 1974 ini mengatakan, jatuhnya kepemimpinan Soeharto tak semata desakan atas desakan para aktivis.
“Tahun 98 setelah Trisakti terbunuh Jakarta dibakar, itu yang masuk ke MPR itu cuma 25 ribu orang. Jadi siapa yang sebetulnya yang menjatuhkan? Yang menjatuhkan asing dan aseng,” ujar Sri Bintang di Rumah Kedaulatan Rakyat, Jalan Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (20/5).
Menurut Sri Bintang, ada peran Presiden Amerika Serikat periode 1993-2001 yakni Bill Clinton di balik lengsernya kepemimpinan Soeharto. Kala itu Bill risau karena permasalahan Timor Timur tak kunjung terselesaikan dan malu saat dibuat konferensinya oleh sidang keamanan PBB.
“Oleh karena itu Bill Clinton mengatakan oke kalau gitu Soeharto sudah dikasih 20 tahun tidak bisa menyelesaikan Timor Timur, dia harus jatuh. Dia minta tolong sama James Riady tuan penolongnya Bill Clinton ketika kampanye mau jadi presiden,” lanjut tokoh pergerakan kelahiran Tulungagung ini.
“Saya, saudara Pong dan lain-lain itu ikut menjatuhkan Soeharto, tetapi karena keinginan sendiri, karena memang Soeharto sudah harus dihentikan tetapi di belakang itu ada asing dan aseng yang bermain dan 98 memang akhirnya (Soeharto) jatuh,” tambah lulusan doktoral Iowa State University ini.
Soeharto masih enggan mundur. Namun pada 20 Mei malam harinya Soeharto menelepon BJ Habibie dan menyatakan dia akan mengundurkan diri.
“Kenapa Pak Harto mau mundur? karena ditelepon sama Medeleine Albrigt dari Manila yaitu menteri luar negerinya Bill Clinton pada waktu itu. Pak Harto disuruh mundur, Pak Harto taat dan mundur,” tutur Sri Bintang.
Menurut Sri Bintang, konspirasi asing dan aseng dalam kejatuhan Soeharto ini luar biasa. Indonesia termasuk kelinci percobaan yang berhasil dengan isu kediktatoran Soeharto lalu dijatuhkan.
“Lalu konstitusi diubah lewat amandemen itu terjadi di Irak, Afganistan, Libya, di Suriah tapi gagal di Suriah,” demikian Bintang. [psid]