Suasana penangkapan terduga teroris di Cirebon. |
www.gelora.co - Setelah penangkapan terduga teroris inisial S di desa Jemaras Kidul kecamatan Klangenan kabupaten Cirebon, menyusul terduga teroris lainnya berinisial H.
Penangkapan H ini dibenarkan Kapolres Cirebon Kota AKBP Roland Ronaldy, saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Namun demikian, Kapolres Ciko menyatakan penangkapan H tidak diikuti penggeledahan rumah.
Sehari setelah penangkapan, seperti dilansir Rmol Jabar ke lokasi rumah kontrakan H, tepatnya di RT 005 RW 007 Pelandakan kota Cirebon diperoleh informasi bahwa warga disitu belum tahu persis kebenaran terduga teroris itu ditangkap.
Sarinah, istri dari Ketua RT 005 saat ditanya, malah mengaku tidak kenal dengan H.
“Coba langsung ke Bu Juju nya saja mas, pemilik kontrakannya. Sebab, sekalipun tinggal di RT yang sama, saya tidak kenal sama sekali,” tuturnya.
Sarinah mengatakan, rata-rata penghuni kontrakan tersebut memiliki kesamaan cara berpakaian, bergaul dan kultur.
Biasanya, lanjut Sarinah, kalau pihak RT ataupun RW meminta identitas berupa kartu tanda penduduk (KTP) mereka selalu tidak diindahkan.
“Saya juga punya kontrakan. Dulu pernah diisi dengan orang yang seperti itu. Pas dimintai KTP untuk berjaga-jaga, sulitnya minta ampun. Nanti ia malah pindah kontrakan,” ujarnya.
Sementara, Runi, warga RT 004 pedagang yang tidak jauh dari lokasi kontrakan, mengakui belakangan ini jarang melihat H.
“Sehari-hari jualan Takoyaki, biasanya jualan di daerah Perumnas. Saya juga aneh kok sudah hampir tiga hari belakangan, jarang lihat,” ujar Runi.
“Kemarin saja, anaknya beli jajan, saya tanya ke anaknya. Abi kemana ? Anaknya malah jawab, sedang ke luar kota,” ucapnya lagi.
Menurut Runi, H sekeluarga sudah lama mengontrak di lokasi tersebut, hampir tiga tahunan. Dan sebelumnya juga H pernah menempati kontrakan lainnya, berlokasi tidak jauh dari yang sekarang.
“Tapi karena mungkin kurang nyaman, jadi pindah ke situ,” kata Runi.
Senada dengan Sarinah, Runi pun mengatakan, rata-rata penghuni kontrakan itu memiliki ciri yang sama.
Sebelumnya, kata Runi, pernah juga ada perempuan yang mengontrak disitu tapi tidak pernah diketahui tentang suaminya.
Giliran suaminya datang, kemudian langsung pindah ke Solo.
“Mau kemana nak? Ia jawab: mau ke Solo,” tanya Runi kepada perempuan dimaksud.
Runi menyebutkan, H memiliki dua orang anak, lelaki dan perempuan. Anak pertama lelaki berusia sekitar tujuh tahun, sedangkan yang perempuan berkisar dua tahun. Selain kedua anak itu juga ada istrinya.
“Dia sebenarnya supel, kadang suka ngobrol-ngobrol dengan teman-temannya di depan warung ibu. Habis gimana lagi, kasihan, suka ngobrol-ngobrol dengan teman-temannya di pinggir jalan,” tuturnya.
Meski sudah ngontrak lama di situ, Runi mengaku tidak mengetahui persis identitas H karena orangnya tertutup.
Runi memperkirakan usia H antara 40-45 tahunan. [psid]