Sofyan Tsauri Ngaku Pernah 2 Kali Diracuni dan Nyris Mati

Sofyan Tsauri Ngaku Pernah 2 Kali Diracuni dan Nyris Mati

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Nama Sofyan Tsauri mendadak tenar setelah ia disebut-sebut Habib Rizieq Sihab sebagai perekrut teroris dalam video yang beredar di media sosial.

Dalam video yang beredar, Imam Besar FPI itu menuduh bahwa Sofyan Tsauri melatih anggota Laskar FPI di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Usai diberi pelatihan, mereka lantas diberangkatkan ke Aceh dan dipersenjatai lalu akhirnya ditangkap. Sementara Sofyan disebut Rizieq malah menghilang.

Menanggapi beredarnya video tersebut, Sofyan mengaku sangat kecewa. Apalagi itu adalah video lama.

“Saya pikir persoalan saya dengan Habib itu sudah clear. Tapi ternyata ada yang keluarkan lagi,” bebernya, kepada Kantor Berita RMOL, Rabu (23/5/2018).

Akibat menyebarnya video tersebut, Sofyan pun blak-blakkan pernah dua kali nyaris mati karena diracun.

Sebab, sejak beredarnya video tersebut, ia mengaku kehidupannya terancam.

“Saya juga jadi merasa terancam. Karena dulu saya sudah dua kali hampir terbunuh. Saya sudah dua kali diracuni,” ungkapnya.

Dua kali kesempatan itu, lanjut Sofyan, dialaminya saat ia masih menghuni penjara di Polda Metro Jaya dan di LP Cipinang.

“Itu (dirasun) akibat tuduhan Habib Rezieq terhadap saya. Saya waktu itu enggak bisa laporan ya. Karena kan saat itu saya lagi ditangkap Densus 88,” jelasnya.

Untuk tepatnya kapan, Sofyan mengaku kapan persis hari dan tanggalnya.

“Saya lupa waktu pastinya coba cari saja di youtube atau di forum-forum internet. Ada itu kok cerita Sofyan diracuni dua kali,” katanya.

Sofyan meyakini, ada pihak tertentu yang sengaja menyebarkan kembali video tersebt.

Akan tetapi ia mencurigai adanya kepentingan lain. Sebab dalam video tersebut, bukan dirinya saja yang disasar, melainkan institusi pemerintah lainnya.

“Tapi sudah digoreng sedemikian rupa untuk tujuan politik, saya kira. Karena isinya kan bukan ke saya saja, ada Kapolri juga dan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme),” lanjutnya.

Mantan narapidana teroris itu menegaskan, dirinya bukanlah intel sebagaimana dituduhkan selama ini.

“Baik video maupun sebutan intel itu adalah fitnah,” tegasnya.

Akibat beredarnya video tersebut, Sofyan mengaku keselamatannya terancam.

Selain itu, juga berpengaruh pada reputasi pribadinya yang menjadi buruk.

“Fitnah itu sangat mencemarkan nama baik saya. Ini kan bahaya sekali,” tutupnya.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita