www.gelora.co - Mudik bareng dijadikan momen oleh relawan untuk menggelorakan gerakan #2019GantiPresiden. Kegiatan ini dinilai politis.
"Itu artinya kreatif, tetapi apa saja dibikin. Tentu nanti masyarakat punya penilaian toh, tetapi kalau nanti kalau mudik ada hashtag ganti presiden lagi, habis itu balik Jakarta lagi, ganti presiden lagi, nanti selamat 1 Syawal 1439 hijriah ganti presiden. Ya namanya juga usaha," ujar Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin di kampus Uhamka, Jakarta Timur, Selasa (29/5/2018).
Ngabalin menilai segala bentuk kegiatan bertagar #2019GantiPresiden kalap. Namun ia tetap mengapresiasi kreativitas relawan #2019GantiPresiden.
"Namanya juga usaha, biasa kalau orang kalap. Itu kan terukur, kalap segala macam dibikin. Tapi karena ini usaha tetap diberikan apresiasi, kreatif kan. Saya kan waktu awal-awal sudah bilang, nanti ada takjil, nanti lagi ada tarawih, ini-itu, jadi ada usaha ada kreatif," tutur politikus Golkar ini.
Ngabalin pun mewanti-wanti kubu #2019GantiPresiden tidak terlalu gencar menampakkan diri. Ia menilai upaya itu bisa berujung blunder.
"Tapi kalau terlalu kencang, semakin bertubi-tubi, masyarakat akan memberikan penilaian bahwa, jangan terlalu menampakkan rasa takut dan khawatir terhadap ukuran kelemahan. Kalau semakin gencar, nanti akan ketahuan, oh ini lemah. Itu artinya orang syirik tanda tak mampu, ini saya yang menilai, atau rakyat yang akan menilai," ujar Ngabalin.
Ajakan mudik bareng relawan #2019GantiPresiden itu mulai ramai di media sosial baru-baru ini. Panitia juga mempersiapkan merchandise bertemakan #2019GantiPresiden untuk melengkapi kemeriahan mudik, dari pin, mug, totebag, topi, hingga kaus.
Inisiator gerakan #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera mengaku meng-endorse mudik bareng itu di media sosial. Seperti dilihat detikcom, Selasa (29/5), Mardani melalui akun Instagram-nya, @mardanialisera, mem-posting foto ajakan mudik bareng itu. [dtk]