Soal Ekonomi RI Lampu Kuning, Ini Penjelasan BI

Soal Ekonomi RI Lampu Kuning, Ini Penjelasan BI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Beberapa kalangan menyebutkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini berada dalam lampu kuning. Menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah hingga defisit transaksi berjalan menjadi pengingat bagi ekonomi Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan lampu kuning bagi ekonomi Indonesia yang mengarah kepada krisis perlu dilihat dari berbagai faktor. Dari sisi, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) disebut Perry masih berada di bawah batas maksimal, atau di bawah 3%.

"Kalau dilihat krisis-krisis yang terjadi sebelumnya di berbagai dunia bisa dilihat dari beberapa faktor. Satu defisit transaksi berjalan yang nggak terkendali Indonesia itu masih aman nggak lebih dari 3%," kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (25/5/2018).

"Kedua kalau ada ULN (utang luar negeri) yang kemudian menjadi tidak terbayarkan atau ada gangguan ULN ya saya masih beberapa indikator krisis eksternal seperti itu," tambah Perry.

Defisit transaksi berjalan Indonesia saat ini, kata Perry, masih berada di level 2,5% atau di bawah 3%. Kemudian rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP) berada di level 34%.

"Sekarang CAD kita nggak lebih dari 2,5% dari PDB, ULN no problem debt to GDP-nya masih rendah debt to GDP rationya 34% masih lebih rendah dari sejumlah negara lain," kata Perry.

Indonesia sebelumnya juga pernah menghadapi kondisi yang hampir serupa di 2013 lalu dengan sebutan Taper Tantrum. Kondisi tersebut berhasil dilewati tanpa memberikan dampak yang signifikan ke Indonesia.

"Sekarang ini lebih kecil dibanding episode itu ya. Itu merupakan indikator itu juga tidak mendekati krisis," tutur Perry.

BI selaku bank sentral juga berhati-hati dan mewaspadai terhadap gejolak nilai tukar rupiah.

"Saya nggak ingin katakan kita tidak terus waspada, karena bank sentral secara lahir itu sudah ada perhitungan yang saya katakan kita akan menerapkan langkah stabilisasi nilai tukar," kata Perry.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita