Rocky Gerung: Dollar Belum Full Speed, Teoretis Masih Akan Melaju, Mau Dikejar Pakai Chopper?

Rocky Gerung: Dollar Belum Full Speed, Teoretis Masih Akan Melaju, Mau Dikejar Pakai Chopper?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia Rocky Gerung turut angkat bicara terkait melemahnya rupiah.

Pantauan TribunWow.com, hal tersebut tampak dari lama Twitternya yang diunggah pada Senin (30/4/2018).

Rocky Gerung menyebut jika saat ini dollar belum berada di punjak lonjakan.

Menurutnya, secara teoretis dollar masih akan terus melaju.

Rocky Gerung lantas menanyakan apakah melajunya nilai tukar dollar terhadap rupiah ini akan di kejar pakai chopper?

@rockygerung: Dollar belum full speed. Teoretis dia masih akan melaju. Mau dikejar pake chopper?
Postingan Rocky Gerung
Postingan Rocky Gerung (Capture)
Diketahui, dollar per Senin (30/4/2018) pukul berada di kisaran Rp 13.877.

Diberitkan Kontan, kurs rupiah ini turun 1,05 persen dibandingkan dengan posisi di akhir Maret lalu.
Indeks dollar berada di atas level 91 sejak Rabu pekan lalu.

Penguatan indeks dollar ini terjadi karena kenaikan imbal hasil surat utang AS, US treasury.

Di sisi lain, keputusan European Central Bank untuk melanjutkan stimulus moneter menyebabkan euro melemah terhadap dollar dan turut mengerek indeks dollar.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengungkapkan terdapat beberapa isu yang sifatnya up and down yang masih menjadi faktor penyebab pelemahan rupiah.

Meskipun begitu, manurut Lana pelemahan terjadi bukan hanya pada rupiah, melainkan juga mata uang di negara lainnya.

Lana menilai, pelemahan rupiah tidak berkaitan dengan kondisi fundamental Tanah Air mengingat kondisi ekonomi negara masih cukup baik.

Menurut dia, selama depresiasi rupiah masih dalam batas wajar, pemerintah tidak perlu bertindak.
Hanya saja, Bank Indonesia (BI) diminta untuk tetap menjaga pasar, sekaligus memastikan kapan waktu yang tepat untuk intervensi.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta agar momentum pelemahan rupiah ini bisa dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk mendorong laju ekspor.

Sebab, dengan melemahnya rupiah, nilai yang diterima eksportir bisa lebih tinggi.

Terlebih saat ini perekonomian global tengah meningkat sehingga permintaan dari negara-maju juga semakin tinggi.

Pada tahun ini hingga 2019, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan sebesar 3,9% atau naik tipis dari proyeksi sebelumnya hanya 3,8%.

"Ekspor kita harus bisa dipacu lebih bagus, karena memang kesempatannya adalah hari ini. Mumpung global growth masih positif dan oleh karena itu permintaan dari negara-negara yang memiliki pertumbuhan relatif tinggi,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Kamis (26/4/2018).

Sri Mulyani juga memberikan conttoh negara India yang mengalami kasus yang sama dan mampun memacu eskpornya.

"Karena memang terjadi pergerakan namun kita juga perlu mengambil manfaat," ucapnya.

Ia pun mengatakan, pemerintah akan terus memperhatikan pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS maupun mata uang lainnya.

Menurutnya, pelemahan rupiah terhadap dollar AS kali ini merupakan faktor eksternal dari kebijakan ekonomi AS, mulai dari imbal hasil surat utang yang mencapai level 3% hingga pernyataan Gubernur The Fed yang mengindikasikan kenaikan suku bunga acuan lebih dari tiga kali.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita