www.gelora.co - Koalisi partai politik pendukung Prabowo Subianto diimbau meminang tokoh nasional Rizal Ramli sebagai calon wakil presiden untuk bisa memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Ketua Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) , Sya’roni mengatakan, sesuai hasil survei Indonesia Development Monitoring (IDM), RR yang belum diusung oleh partai politik memiliki tingkat elektabilitas yang tergolong tinggi, yakni 13,7 persen.
Jumlah itu, kata dia, hampir separuh dari tingkat elektabilitas petahana, Joko Widodo (Jokowi) yang berada di posisi kedua dengan 29,6 persen. Adapun Prabowo dipilih oleh 47,1 persen responden.
"Apalagi secara visi. RR hampir sama dengan Gerindra. Anti hutang, anti TKA, anti neolib, anti impor. Maka sangat tepat bila Pak Prabowo ini menggaet RR sebagai cawapresnya," kata Sya’roni dalam konferensi pers rillis survei lembaga Indonesia Development Monitoring (IDM) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/5).
Prabowo, masih kata dia, wajib memilih sosok RR jika ingin mengalahkan Jokowi. Sebab, melihat kondisi ekonomi bangsa yang kini kian merosot, kemampuan RR dalam mengelola ekonomi bangsa sangatlah penting.
Selain itu, dipilihnya RR bisa menjaga koalisi Gerindra, PKS, dan PAN tetap solid. Jika Prabowo memilih cawapres asal PKS, sudah pasti PAN hengkang dan lebih memilih bergabung dengan koalisi pemerintah.
"Ini sekaligus untuk menengahi konflik antar pengusung. Ini kan berebut nih antara PAN dan PKS, siapa cawapresnya. Bisa saja nih pecah. Daripada nantinya partai ini pecah PKS pisah, PAN pisah, mendingan tokoh RR tampil sebagai orang penengah," demikian Sya' roni.
Dalam survei IDM, khususnya pada simulasi 5 nama dan 3 nama, Rizal Ramli menduduki posisi ketiga dengan 11,9 persen. Dia mengalahkan tokoh lain seperti mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan politisi Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sedangkan untuk simulasi 3 nama, lagi-lagi RR di urutan ketiga dengan 13,7 persen. Posisi pertama Prabowo dengan 47,1 persen, dan Jokowi 29,6 persen. Sedangkan yang tidak menjawab 9,6 persen.[rmol]