www.gelora.co - Ratusan aktivis lintas generasi rencananya akan menggelar perayaan 20 tahun reformasi bertajuk “Tuntaskan Reformasi Bersama Rizal Ramli” di Gedung Juang 45, Menteng Raya No 31, Jakarta Pusat. Senin (21/5) besok.
Presidium Pergerakan, Andrianto menegaskan, jika spirit reformasi harus tetap dijaga agar tujuannya dapat tercapai.
“Penegasan reformasi harus dituntaskan,” kata Presidium Pergerakan, Andrianto melalui keterangan tertulis, Sabtu (19/5) kemarin.
Menurut Andrianto, sosok Rizal Ramli sebagai figur sipil yang memiliki track record sejak menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Saat itu Rizal bersama Dewan Mahasiswa ITB juga menolak Soeharto melanjutkan jabatan Presiden dalam SI MPR 1978. Akibatnya Rizal bersama kawan-kawan di DM ITB harus meringkuk di LP Sukamiskin lebih kurang 2 tahun lamanya,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Andrianto, Rizal muda selalu mengggelorakan wajib belajar kepada puluhan juta anak Indonesia yang kemudian diadopsi negara menjadi program wajib belajar sembilan tahun.
“Daya juang Rizal Ramli yang kokoh sejak bangku kuliah membuat sosoknya punya daya kritis fenomenal alias urat takutnya sudah putus dalam membela kepentingan rakyat,” tandasnya.
Daya juang itu kata dia tak surut bahkan setelah Rizal dipercaya menduduki jabatan pemerintah sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), Menteri Koordinator bidang Perekonomian, serta Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“RR tidak pernah korupsi selama pemerintahan Gus Dur maupun Jokowi. Sosok RR yang penganut Ekonomi konstitusi sangat dibutuhkan bangsa ini tuk bangkit kembali menjadi Macan Asia. RR pasti bisa majukan ekonomi yang berlandaskan konstitusi,” papar Direktur Humanika ini.
Andrianto menilai sosok RR sangat berkomitmen kepada kepentingan Rakyat, dan tidak lemah kepada kepentingan Asing.
“Utamanya lepas dari jeratan IMF dan WB,” jelasnya.
“Seandainya RR dapat peluang untuk ikut pilpres, maka kita berharap angin perubahan akan melanda Indonesia yang kita songsong dengan harapan optimisme,” tutup Andrianto. [akt]