www.gelora.co - Kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan semakin menemui jalan buntu. Harapan keluarga dan rakyat bahwa Jokowi akan mampu membentuk tim pencari fakta ternyata harus pupus.
Permintaan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko agar Jokowi diberi kesempatan untuk memikirkan hal yang lebih besar dan strategis, menjadi sebuah pertanda bahwa Jokowi tak mampu secara serius menangani kasus ini.
"Beri kesempatan Presiden untuk berpikir yang lebih strategis, lebih besar," kata Moeldoko di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 27 April 2018, seperti dikabarkan KOMPAS.
Moeldoko mengatakan, sampai saat ini Presiden menyerahkan sepenuhnya kepada polisi untuk menemukan pelaku penyerangan Novel. Presiden masih meyakini kepolisian bisa menemukan pelakunya, meski penyerangan terhadap Novel sudah terjadi satu tahun lalu.
"Kalau semua Presiden mengurusi hal-hal yang begitu nanti Presiden...," kata Moeldoko tak melanjutkan kalimatnya seperti dikutip Kompas.
Seperti diketahui, Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu.
Setahun lebih berlalu, para pelaku belum tertangkap meski polisi sudah merilis sketsa dua wajah pelaku.
Karena tidak ada perkembangan pengusutan di Kepolisian, Presiden didesak berbagai pihak tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kasus tersebut.
Cukup..Stop..kami sudah muak !#hey2Moeldoko : Beri Kesempatan Presiden Berpikir yg lebih Besar dari kasus Novelhttps://t.co/gRI2KF40Lx— Kireina (@Umnia77) May 5, 2018
Wkwkwkw bos dilan nggak ada waktu, dianyah sibuk kerja.....kerjain rakyat maksudnya😂— Petruk Dadi Ratu (@Agusroha1) May 5, 2018
Astagfirullah,,,,picik sekali— #2019gantipresiden (@agusabah1980) May 5, 2018
Ini Jendral yang ngomong..?— Tangguh Muji Budiman (@TangguhMuji) May 5, 2018
Waduh. Berarti kasus novel kecil donk.. Ngeri— OSAKA (@swallowmatang) May 5, 2018
Astaughfirullah, kasus Novel adalah tentang kemanusiaan, tentang petugas negara (KPK) yang jadi korban kebiadaban. Presiden sendiri telah komitmen untuk mengawal penuntasan kasus ini. Yang besar adalah tindakan nyata dari apa yg diucapkan pak.— Hans Prihantoko (@hans_prihantoko) May 5, 2018
mau sampe kapan mikirnya tuh presiden..sampe habis jabatannya juga gak bakal ketemuin siapa pelakunya..Penguasa jgn ngeles mulu ahh..rakyat udehh jengkel..rakyat udeh sakit hati beneran ama kelakuan Penguasa dan pengikutnya. Penguasa jgn angkuh pada rakyat..jgn bodohi rakyat trs— Ichan (@ichannorax) May 5, 2018