
www.gelora.co - Mantan panglima TNI, Suryo Prabowo memberikan kritik terhadap keputusan pemerintah yang mengaktifkank embali Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) untuk membantu Polri melaksanakan tugas pemberantasan terorisme
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Instagram @suryoprabowo2011 yang ia tuliskan pada Jumat (18/5/2018).
Sebelumnya, epala Kantor Staf Presiden Moeldoko memastikan, Presiden Joko Widodo menyetujui pengaktifan kembali Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) untuk membantu Polri melaksanakan tugas pemberantasan terorisme.
Diketahui Koopsusgab merupakan gabungan personel TNI dari seluruh satuan elite yang ada di TNI, baik matra darat, laut, maupun udara.
"Untuk Komando Operasi Khusus Gabungan TNI, sudah direstui oleh Pak Presiden dan diresmikan kembali oleh Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto)," ujar Moeldoko saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (16/5/2018) yang dilansir dari Tribunbogor.com.
Pertama kali, Koopsusgab dibentuk saat Moeldoko menjabat sebagai Panglima TNI pada Juni 2015.
Namun, beberapa waktu kemudian dibekukan.
Moeldoko melanjutkan, perbantuan Koopsusgab terhadap Polri dalam pemberantasan terorisme akan komandoi oleh Panglima TNI sendiri.
Namun tetap berkoordinasi dengan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian.
"Tugas teknisnya seperti apa, nanti mengenai itu akan dikomunikasikan antara Kapolri dengan Panglima TNI," ujar Moeldoko.
Saat ditanya apakah Koopsusgab memiliki masa waktu operasi, Moeldoko berharap, tak demikian.
"Kalau bisa ya seterusnya. Karena lingkungan strategis yang berkembang seperti saat ini, diperlukan (pembentukan satuan keamanan) semacam itu," ujar Moeldoko.
"Intinya kami siap. Serahkan kepada aparat keamanan. Kami siap untuk menghadapi situasi apapun. Masyarakat enggak perlu resah, enggak perlu takut. Sekali lagi, percaya kepada kami," lanjut dia.
Menanggapi keputusan tersebut, Suryo Prabowo berpendapat bahwa hal itu merupakan sesuatu yang berlebihan.
"Ya nggak harus gitu-gitu amat kaleee, nglawan orang mbawa samurai kan cukup pake silat aja ya dgn kemampuan aparat teritorial @tni_angkatan_darat
Mungkin lebih efektif untuk melakukan kontra-radikalisasi dan deradikalisasi,
Sedangkan untuk penindakan dan preemtive-strike, cukup gunakan Kopassus yg sdh terbukti tidak pernah gagal dlm tugas.
Kalau pake pasukan khusus gabungan koq ya gak pas, mosok nglawan teroris mok sak upil koq pake kekuatan arisan ? @puspentni @divisihumaspolri," tulisnya.
Netizen yang melihat postingan tersebut lantas mendapatkan komentar:
@eza_ezay: ya ampun analisa sederhana oleh purnawirawan JSP keren..jangan pake kekuatan arisan kan dananya juga arisan.
@laenicup: Ibarat berburu kelinci pakai RPG ya pak?
@piet.fitnarko: Hasil pemikiran sang panglima atau gimana ya?? Ga mudeng aku.[tn]