www.gelora.co - Gatot Nurmantyo dinilai berpeluang jadi kuda hitam pada Pilpres 2019. Apalagi saat ini masih ada waktu 11 bulan menjelang pilpres.
"Hasil survei memperlihatkan Gatot ada di tiga (besar) orang kuat jadi capres. Ini masih ada waktu tersisa 11 bulan dan memang masih sangat terbuka peluang untuk bisa mengubah konteks capres," kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa, seusai pemaparan hasil survei elektabilitas parpol di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (8/5/2018).
Ardian mengungkapkan, mengacu pada hasil-hasil survei, meski belum mendeklarasikan diri sebagai capres, nama mantan Panglima TNI itu terus masuk dalam tiga besar kandidat capres, selain Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Sejauh ini, kalau melihat hasil survei masih bisa untuk bertarung. Tinggal memang PR besar dari Gatot secara pengenalan belum maksimal sehingga perlu lebih kuat," ujarnya.
Berdasarkan hal itu, Ardian mengatakan, kasus seperti Pilkada DKI Jakarta pada 2017 bisa saja terulang. Gatot bisa muncul sebagai capres alternatif yang mengubah peta politik.
"Kasus DKI Jakarta satu tahun sebelumnya, mohon izin, Pak Ahok kuat, bahkan di atas 60 persen. Tetapi pada hari-H ternyata kalah. Kemudian kasus daerah lain awalnya kuat, ternyata kalah. Dari contoh itu, semua tergantung dari kondisi yang ada ke depan," ungkap Ardian.
Pada survei yang dilakukan LSI Denny JA, nama Gatot diprediksi bisa mendongkrak tiga partai besar yang perolehan suaranya di bawah 15 persen, yakni Gerindra, Demokrat, dan PKB.
Survei dilakukan pada 28 April hingga 5 Mei 2018 terhadap 1.200 responden dengan wawancara tatap muka serentak di 34 provinsi. Metode yang dilakukan adalah multistage random sampling dilengkapi FGD dan analisis media serta indepth interview. Margin of error survei ini kurang-lebih 2,9 persen.
Survei ini dengan mengajukan pertanyaan 'jika Partai Gerindra/PKB/Demokrat mengajukan Gatot Nurmantyo sebagai capres, partai mana yang akan dipilih dalam pemilu legislatif 2019?'
"Hasilnya menarik, partai yang disebutkan akan mengusung Gatot, elektabilitasnya menjadi naik," ujar Ardian.
"Gerindra naik menjadi 19,80 persen, Demokrat naik jadi 16,50 persen, PKB juga jika mencalonkan Gatot suara PKB menjadi naik hingga 15,80 persen. Jadi partai yang terasosiasi dengan Gatot sebagai capres ini makin tinggi suaranya," lanjutnya.[dtk]