Kontroversi Ngabalin Minta Amien Dipecat dari PA-212

Kontroversi Ngabalin Minta Amien Dipecat dari PA-212

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Pernyataan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang meminta Amien Rais dipecat dari posisi Ketua Dewan Pembina Persaudaraan Alumni (PA) 212 jadi kontroversi. Ngabalin disebut mau memecah-belah umat yang tergabung di 212.

"Saya mengimbau, saya menyarankan, saya menasihati diriku dan semua yang merasa memiliki organisasi Persaudaraan 212 segera mengajukan nota protes, kepada Ketua Dewan Pembina Persaudaraan 212 untuk segera diberhentikan dan jangan merusak organisasi itu," ujar Ngabalin di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2018).

Ngabalin menuding Amien sudah memberikan dampak buruk bagi Persaudaraan Alumni 212. Menurut Ngabalin, PA 212 tidak boleh dijadikan alat berpolitik praktis.

Ketum PA 212 Slamet Maarif justru balik bertanya soal tujuan Ngabalin meminta Amien Rais dipecat. Menurut Slamet, Ngabalin keliru.

"Siapa dia (Ngabalin)? Apa urusannya? Ada titipan dari Istana? Itu sangat keliru. Sangat keliru beliau. Pertama, Pak Amien itu Ketua Dewan Penasihat, bukan pembina. Pembina hanya satu, yaitu Habib Rizieq," ujar Slamet saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (31/5/2018).

Slamet mengatakan kritik Amien terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo seharusnya diapresiasi dengan baik. Sebab, dengan begitu, terbuka dialog untuk memajukan bangsa. 

"Pak Amien mengkritisi pemerintah karena memang tanggung jawab dan kewajiban sebagai anak bangsa untuk saling menasihati. Mestinya pemerintah berterima kasih dan buka pintu dialog dengan Pak Amien untuk menyelamatkan bangsa," lanjutnya. 

Ngabalin membantah pernyataannya itu sebagai titipan Istana. Menurutnya, organisasi seperti PA 212 tidak boleh disusupi politik praktis.

"Nggak ada titipan. Kami berkewajiban, bermusyawarah. Nggak ada titipan-titipan," ucapnya.

Sementara itu, Waketum PAN Ahmad Hanafi Rais mengingatkan Ngabalin agar tak memecah belah umat yang tergabung di PA 212.

"Memang Pak Amien itu di perjuangan para ustaz dan ulama 212 jadi bagian penting dari jihad politik pada waktu itu. Dan ketika Pak Amien didaulat sebagai Ketua Dewan Penasihat Alumni 212, sudah atas persetujuan semuanya," kata Hanafi mengungkap latar belakang penunjukan Amien Rais di posisi tersebut.

Ia lantas bicara soal pernyataan keras Ngabalin, yang sekarang jadi semacam jubir Istana. Menurut Hanafi, kalau mengintervensi keputusan umat, Ngabalin harus ada di dalam organisasi dan ikut berjuang bersama terlebih dahulu.

"Jadi kalau sekarang Ngabalin tiba-tiba merasa memiliki 212 ya mestinya ikut berjuang. Kok dia malah mau memecah belah 212. Itu politik adu domba 212, politik komunis sudah tak berlaku," katanya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita