www.gelora.co - Kokom masih lemas ketika mengingat putra keduanya telah tiada. Ibu Adinda Rizki itu kehilangan putranya saat menghadiri acara pembagian sembako di pesta rakyat yang digelar oleh FUI (Forum Untukmu Indonesia) di Monas, Sabtu (28/4).
Komariyah, nama lengkap Kokom, terpaksa harus mengajak puteranya yang masih berusia 10 tahun tersebut lantaran tidak ada yang menjaganya di rumah.
“Ya saya ajak, karena enggak ada yang jagain dia di rumah, selama ini 24 jam saya jagain terus si Rizki,” ujar Komariyah, di kediamannya, RW 13, Pademangan Barat, Jakarta Utara pada Selasa (1/5).
Menurut Kokom, Adinda Rizki mengalami Down Syndrome, sehingga ia harus menjaganya secara intensif.
Pada saat itu, Komariyah berangkat dari Pademangan menuju Monas menggunakan bus yang sudah dipesan oleh pihak penyelenggara, pada pukul 09.00 WIB. Pada pukul 10.30 WIB mereka sampai di Monas dengan ribuan orang yang datang dari berbagai wilayah dari Jakarta dan sekitarnya.
“Ibu Kokom punya 3 kupon, kupon sembako, kupon makan, dan kupon bonus. Saat itu ibu Kokom mau tukar kupon makan terlebih dulu bersama dengan Rizki,” ujar kuasa hukum Komariyah, Muhammad Fayyadh.
Rumah Ibu Komariyah, ibu dari Muhamad Rizki. (Foto: Andreas Ricky/kumparan) |
Saat itu, terlalu banyak massa yang mengantre, sehingga Ibu Kokom terdorong dari depan dan belakang. Hal tersebut menyebabkan Rizki terhimpit ia juga terjatuh dan sempat terinjak massa.
“Ibu Kokom kemudian menarik ke luar Rizki ke bawah pohon. Rizki saat itu sudah muntah-muntah dan kejang-kejang, Ibu Kokom mencari bantuan ke panitia, namun ia tidak mendapatkanya, lantaran sibuk,” terang Fayyadh.
Akhirnya, datang beberapa personel TNI yang membawa Rizki dan Ibu Kokom ke tenda medis. Namun, karena perlengkapan tidak memadai, Rizki tidak mendapat pertolongan apa pun.
“Tidak ada ambulans untuk segera membawa Rizki ke rumah sakit, akhirnya mereka memesan transportasi online untuk dibawa ke Rumah Sakit Tarakan pada pukul 13.30 WIB,” tambah Fayyadh.
Sesampainya di RSUD Tarakan pada pukul 14.00 WIB, dokter segera memberikan penanganan medis. Namun, mereka sempat terganjal birokrasi, lantaran loket administrasi RSUD Tarakan yang melayani BPJS tutup.
Rumah Ibu Komariyah, ibu dari Muhamad Rizki. (Foto: Andreas Ricky/kumparan) |
“Pada pukul 19.00 WIB, Rizki dilarikan ke ruang PICU, dan diberikan perawatan di sana. Beberapa jam kemudian, menjelang Azan Subuh (keesokan harinya), nyawanya tidak tertolong,” tutur Fayyadh.
Kesulitan Komariyah tak berhenti sampai di situ, ketika mencari ambulans untuk mengantar jenazah pulang pun susah didapat. Akhirnya, didapatlah sebuah ambulans dari Partai Gerindra, yang mengantar jenazah sampai tempat peristirahatan terakhir Rizki di Bogor.
“Rizki dikebumikan di samping makam ayahnya, yang meninggal 8 bulan lalu,” kata Fayyadh.
Ketika ditanyai mengenai penyebab kematian Rizki, Fayyadh tidak bisa menjelaskan. Pasalnya, pihak RSUD Tarakan tidak memberikan keterangan penyebab dalam surat keterangan kematian Rizki tersebut.
“Kosong, mereka mengosongkan bagian tersebut,” tutur Fayyadh.
Setelah itu Keluarga Rizki pun dikunjungi rombongan Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya. Tidak dijelaskan, siapa saja yang mengunjungi keluarga Rizki.
“Mereka jemput bola, karena belum ada laporan resmi ke Polres maupun Polda. Jadi mereka menggali keterangan saja,” ujar Robby Andriana, petugas LMK (Lembaga Musyawarah Kelurahan) Pademangan Barat, Jakarta Utara.
Keluarga Komariyah kini tengah mendapat pendampingan dari Muhammad Fayyadh, selaku Kuasa Hukum dan perwakilan dari LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia), Fauziah. Rencananya, esok, Fayyadh akan melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya.
“Besok insyaallah kita lapor ke Polda. Karena kami lihat mereka lalai sehingga ada dua orang meninggal saat pembagian sembako,” pungkas Fayyadh. [kmp]