Jokowi Pesimis Dengan Pertumbuhan Ekonomi 2019

Jokowi Pesimis Dengan Pertumbuhan Ekonomi 2019

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Refrizal

www.gelora.co - Selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK persoalan ekonomi fundamental seperti pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan masih memprihatinkan.

"Data-data ekonomi kita menunjukkan bahwa jumlah rakyat menganggur saat ini sebanyak 6,87 juta jiwa, jumlah rakyat miskin dan mendekati miskin sekitar 126 juta jiwa dan kesenjangan pendapatan masyarakat masih sangat lebar dengan rasio gini mencapai 0,39," kata Anggota Komisi XI DPR Refrizal, Kamis (24/5).

Politisi senior PKS ini dalam keterangannya mengungkapkan, dari angka-angka tersebut kondisi ekonomi nasional secara fundamental masih memprihatinkan. Untuk itu pemerintah harus bekerja lebih keras dan fokus dalam memperbaiki kinerja sektor ekonomi.

Selain itu, Refrizal berpendapat bahwa rentang pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah dalam APBN 2019 sebesar 5,4 persen sampai 5,8 persen menunjukkan bahwa pemerintah tidak optimis terhadap kinerja ekonomi tahun depan, pasalnya dalam target pertumbuhan tahun lalu pemerintah mengajukan target pertumbuhan sebesar 5,4 persen sampai 6,1 persen.

"Penurunan batas atas target pertumbuhan tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya dari 6,1 persen menjadi 5,8 persen menunjukkan fakta bahwa pemerintah pesimis terhadap kinerja ekonomi tahun depan, padahal janjinya kan pertumbuhan ekonomi akan meroket dengan rata-rata tumbuh 7 persen per tahun. Ternyata ini tidak tercapai," ungkapnya.

Hal lain yang dicermati oleh politisi asal Sumatera Barat ini adalah target nilai tukar sebesar 13.700 sampai 14.000 dalam asumsi makro APBN 2019 yang dinilainya cukup tinggi.

"Tingginya asumsi nilai tukar menunjukkan bahwa pemerintah tidak mampu memperbaiki fundamental ekonomi akibat dari kebergantungan pada dana asing. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat rentan terhadap gejolak nilai tukar," demikian Refrizal.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita