www.gelora.co - Politikus PDIP Darmadi Durianto mengaku geram dengan manuver Lieus Sungkarisma yang selalu membawa-bawa nama peranakan dan perkumpulan orang Tionghoa dalam mengkritik pemerintahan Jokowi.
"Dia tidak bisa mewakili orang Tionghoa. (Lieus) figur sempalan yang tersisih dari batang tubuh komunitasnya. Karena selalu menciptakan konflik dimanapun," kata Darmadi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/05/2018).
"Jadi menurut saya, dia itu geer. Geer karena menganggap dirinya bisa mewakili golongan Tionghoa Indonesia. Dia mencari kelemahan-kelemahan Jokowi tanpa melihat begitu banyak hal besar yang telah diperbuat jokowi," sembur Bendahara Megawati Institute itu.
Untuk diketahui, Darmadi menjelaslan, perhimpunan yang banyak berkiprah di dunia Tionghoa dan sudah lama adalah INTI dan PSMTI yang bisa agak dianggap mewakili golongan Tionghoa.
"Intinya dia (Lieus) tidak bisa dianggap mewakili orang Tionghoa di Indonesia. Mereka (Lius dkk) adalah orang Tionghoa yang menggunakan nama Tokoh Tionghoa untuk kepentingan politik tertentu," tutup Anggota Komisi VI DPR itu.
Diketahui, Rabu (23/5/2018) kemarin, sekumpulan Tokoh Etnis Tionghoa yang terdiri dari berbagai macam profesi dan organisasi mendeklarasikan diri menyatakan "#2019GantiPresiden"
Deklarasi tersebut dilangsungkan di sebuah restoran china (Kopi Oey Candra Naya), kawasan Gajahmada, Jakarta Barat.
Para tokoh tersebut merupakan mantan relawan Jokowi di Pilpres 2014 lalu. Kini, mereka kompak mengenakan kaus bersablon "2014 Aku yang Memulai, Aku yang Mengakhiri #2019GantiPresiden."
Terungkap dalam pertemuan tersebut adalah: Lieus Sungkharisma, Agnes Marcellina Tjin, Eko Sriyanto, Zeng Wei Jian, Yap Hong Gie, Indra, Alie Soetrisno, Martin dan beberapa tokoh Etnis China lainnya.
Lieus Sungkharisma, inisiator pertemuan tersebut mengatakan, pihaknya pada 2014 adalah pendukung Jokowi, tapi kini mereka sepakat Jokowi cukup satu periode.
"Kami berpaling dari Jokowi karena berbagai persoalan bangsa yang tidak kunjung usai. Karena Jokowi, kita sesama anak bangsa terus menerus ribut dan terpecah belah, sesama anak bangsa saling curiga dan saling serang, kita semua benar-benar telah terkotak-kotak," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu tokoh tionghoa mengatakan, Gerakan #2019GantiPresiden sungguh telah menginsipirasi kaum Tionghoa untuk minta Pak Jokowi kamsia (terima kasih), "cukup sampai 2019 saja," katanya.
Sementara Lieus Sungkharisma mengaku, dirinya merasa bersalah karena telah mendukung serta ikut mengkampanyekan Jokowi di Pilpres 2014.
"Saya gak salahin Jokowi, saya salahin diri sendiri, kenapa gue milih dia, kenapa gue kampanye untuk dia, makanya tepat sekali ada kaos ini "2014 kami yang memulai, kami yang mengakhiri,#2019GantiPresiden". Biar konflik antar anak bangsa tidak berkepanjangan dan bisa segera dihentikan," tandasnya. [tsc]