www.gelora.co - Sekitar 45 ulama dan asatidz berkumpul dalam majelis Ijtima Ulama Aswaja di kediaman Kyai Misno, di Paron, Ngawi, Jawa Timur, sesaat menjelang berbuka puasa, Ahad (20/5) lalu.
Para ulama berkumpul untuk memberikan penegasan bahwa Khilafah adalah ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang harus diperjuangkan dengan mengikuti manhaj dakwah Rasulullah SAW.
Sebagai shahibul bayt, Al-Mukarom Kyai Misno menyampaikan bahwa salah satu ciri ASWAJA adalah berjuang memperjuangkan Khilafah / Imamah atau Amirul Mukminin yang jelas jelas di sebutkan dalam berbagai pendapat para Ulama salaf yang terangkum di berbagai kitab kitab klasik yang banyak dipelajari di pesantren pesantren.
Dia mengutip beberapa baris dari Tafsir Jalalain, Sullam Tawfiq, dan Kitab Zubad, yang menegaskan pentingnya keberadaan seorang Imam, yaitu Khalifah, untuk menegakkan syariat Allah SWT.
“Dengan demikian, memperjuangkan Khilafah berarti memperjuangkan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Jangan sampai ada yang berani mengkriminalisasi ide Khilafah,” ujarnya.
Selanjutnya, Kyai Muhammad Amin mengingatkan bahwa perjuangan menegakkan Khilafah haruslah mengikuti manhaj dakwah Rasullah SAW.
“Beliau SAW berjuang menegakkan Daulah Islam dengan damai, tanpa kekerasan, yakni semata-mata dilakukan dengan menyampaikan ide tanpa pemaksaan. Karena itu, berbagai tindakan teror yang akhir-akhir ini marak kembali terjadi sejatinya bukanlah ajaran Kanjeng nabi SAW, dan bukanlah thariqah menegakkan Khilafah,” jelasnya.
Sehingga, kata Kyai Amin, adalah salah kaprah jika ada yang mengaitkan tindakan terorisme tersebut dengan upaya penegakan Khilafah yang selama ini dilakukan dengan mencontoh perjuangan kanjeng Nabi SAW.
Berikutnya, Kyai Ahmad Nadif memaparkan bahwa manusia telah menerima amanah agung dari Allah SWT, yang mana amanah tersebut pernah ditawarkan kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, akan tetapi semuanya menolak.
“Amanah agung ini adalah amanah untuk mengelola dunia dengan hukum-hukum Allah SWT,” tukasnya.
Dia pun berpesan agar para ulama mengingatkan umat untuk tidak memilih pemimpin yang tidak amanah, dan tidak becus mengelola negara.
Menurutnya, teror bom beberapa waktu yang lalu menunjukkan dengan jelas bahwa penguasa tak becus memberikan rasa aman kepada rakyatnya, tak mampu mengayomi rakyatnya. Menaikkan harga BBM seenaknya tak merasakan bagaimana kesulitan rakyat untuk hidup layak, menurunnya rupiyah terhadap dolar Amerika menambah pedih penderitaan rakyat.
“Umat harus memilih pemimpin yang amanah dan memiliki kafaah, agar negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Rakyat sejahtera, aman tenteram dalam naungan khilafah,” tutupnya.
Acara berlangsung khidmat hingga akhirnya ditutup dengan doa oleh Kyai Muhammad Quthub Amrullah. [swa]