Habibie: Saya Tak Pernah Berencana Jadi Presiden

Habibie: Saya Tak Pernah Berencana Jadi Presiden

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - 21 Mei 1998, menjadi sejarah tak terlupakan dalam kepemimpinan Indonesia. Kala itu Presiden Soeharto menyerahkan kekuasaan yang dipegang selama 32 tahun kepada wakilnya, BJ Habibie.

Perpindahan kekuasaan itu ternyata tidak begitu berjalan dengan baik. Keduanya yang dahulu dekat seketika menjadi dingin karena Soeharto merasa terkhianati. Bahkan Soeharto menolak bertemu BJ Habibie hingga akhir hayatnya.

Namun, Habibie berkilah bahwa hubungannya dengan Soeharto baik-baik saja.

"Baik. Saya tidak ada masalah dengan pak Harto," ungkapnya dalam acara Refleksi 20 Tahun Reformasi, di grand Sahid Jaya, Jakarta.

Ketua pertama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu juga menjelaskan, tidak memilik masalah dengan Soeharto ataupun keluarganya. Habibie dengan rendah hati menyebut tidak diajarkan untuk membunuh orang, lawan atau dendam.

"Manusia merencanakan, Tuhan menentukan. Saya tidak pernah merencanakan jadi Menteri, apalagi jadi Presiden. Satu yang saya rencanakan, mau jadi guru besar. Haha," ungkapnya sambil tertawa kecil.

Dalam acara yang diadakan ICMI tersebut, BJ Habibie hadir bersama para putra putri mantan Presiden yakni Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono, Ilham Akbar Habibie, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid dan putera pertama politikus Amien Rais, Ahmad Hanafi Rais.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita