www.gelora.co - Sejumlah masa simpatisan dan kader ber-atribut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melakukan demo di sebuah kantor pemberitaan di Kota Bogor, Rabu (30/5/2018).
Dikutip Tribunwow dari Tribunbogor, Satpam dari kantor berita tersebut mengaku bahwa sejak pukul 16.10 dirinya sempat menghadang beberapa orang yang ingin masuk ke kantor.
Namun, karena jumlah mereka yang cukup banyak, satpam tersebut tidak mampu menghalau.
"Tadi jam empat masuk ke dalam mau dihadang udah gak bisa, jadi langsung ke dalam aja," ucap Firman, satpam gedung media tersebut.
Terkait demo tersebut, politisi partai Demokrat, Ferdinand Hutahaen ikut berkomentar.
Melalui akun Twitter-nya, @LawanPolitikJKW, Ferdinand menyayangkan adanya demo oleh simpatisan dan kader PDIP tersebut.
Masa PDIP serbu Kantor Berita |
Ia juga mengatakan ini merupakan tugas Megawati sebagai pimpinan PDIP yang harus 'mempancasilakan' kadernya.
"PDIP dipimpin oleh Ibu Megawati Soekarno Putri yang juga saat ini Ketua Dewan Pengarah BPIP.
Sayang sekali, kader ibu main geruduk kantor Media yang menulis berita ttg gaji BPIP.
Perbuatan itu sungguh tak Pancasilais.
Bu Mega, tugas ibu mmg berat karena harus mempancasilakan kader," tulis Ferdinand.
Sebelumnya, Ferdinand juga ikut mengomentari akun @mkhumaini yang menautkan video masa PDIP geruduk kantor berita tersebut.
"Detik-detik massa PDIP Geruduk Kantor Radar Bogor 30 Mei 2018. 'Mereka datang dengan marah-marah, membentak, mengejar staf kami yang ada di depan, dan merusak dengan sengaja properti kami, secara fisik, satu orang staf kami ada yang dipukul tapi ditangkis.' (Pimred, Tegar Bagja)," tulis akun @mkhumaini.
Detik-detik massa PDIP Geruduk Kantor Radar Bogor 30 Mei 2018— π Ό. π Ίπ ·ππ Όπ °π Έπ ½π Έ (@mkhumaini) May 31, 2018
"Mereka datang dengan marah-marah, membentak, mengejar staf kami yang ada di depan, dan merusak dengan sengaja properti kami, secara fisik, satu orang staf kami ada yang dipukul tapi ditangkis." (Pimred, Tegar Bagja) pic.twitter.com/9OLBiYzkcd
Tweet tersebut kemudian dibalas oleh Ferdinand.
"Saya Pancasila, Saya.... ah ga jadi deh," tulis Ferdinand.
Sementara itu, ratusan kader yang menggeruduk kantor media tersebut menuntut klarifikasi mengenai headline berita yang dibuat dengan judul "Ongkang-ongkang Kaki Dapat 112 Juta", dikutip Tribunwow dari Kompas.com.
Pemimpin Redaksi kantor pemberitaan, Tegar Bagja, mengatakan, adapun tuntutan mereka adalah klarifikasi tentang penghasilan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri sebesar Rp 112 juta.
Tegar menyebut, pihaknya menyepakati beberapa hal yang menjadi pertimbangannya untuk diklarifikasi.
Salah satu poin yang disepakati itu adalah memuat tulisan klarifikasi yang akan diterbitkan pada edisi hari ini.
"Ada beberapa hal yang kita sepakati. Kita klarifikasi bahwa Rp 112 juta penghasilan Ibu Mega itu tidak lantas diambil oleh beliau. Itu kan masih dalam koridor wajar untuk diberitakan ulang," kata Tegar.
"Terus ada kesalahan lagi katanya, bahwa Rp 112 juta itu bukanlah gaji tapi itu penghasilan. Karena penghasilan itu terdiri dari beberala variabel seperti tunjangan, seperti itu. Itu kita akui dan akan kita terbitkan besok," tambahnya.[tn]