www.gelora.co - Ada yang menarik dalam postingan akun Instagram Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Selasa (29/5/2018).
Pada unggahan foto terbarunya, Fahri menuliskan keterangan yang panjang berupa perenungan sekaligus curahan hatinya. Adapun fotonya menampilkan dirinya yang tengah difoto dalam keadaan tertawa sambil menolehkan kepala kepada seorang pria berjaket kuning dan berkopiah hitam di sebelahnya,
Masih dalam foto, terlihat dirinya duduk bersebelahan dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra yang mengenakan kemeja putih dan dasi merah dalam keadaan menundukkan kepala.
Di keterangan fotonya, politikus kontroversial ini bicara soal makna kacung yang tengah ramai menjadi perbincangan publik belakangan ini. "ADA APA DENGAN KACUNG" dituliskannya sebagai judul keterangan fotonya.
"#AkuKacungAllah. Begitu aku berbisik pada diriku pagi ini, Ramadhan ke-13 memasuki sepuluh ke-2 yang penuh ampunan," tulis Fahri pada awalan keterangan foto.
Selanjutnya, ia menuliskan penjabaran dari perenungannya soal kacung, berikut petikannya:
Di luar, orang sedang berbincang tentang kacung yang lain. Kacung-kacung manusia yang latah dan tak berdaya. Manusia saling memangsa.
Kacung itu, bahasa Jawa yang baik, jadi nama anak laki-laki artinya pesuruh, tapi kita telah memberi makna politik.
Kacung, jongos dan sejenisnya adalah pertanda ketertinggalan, ketidakberdayaan dan ketertindasan. Hilangnya kemerdekaan.
Dan makna yang mengikutinya, melahirkan perasaan ditindas, dikendalikan, dipakai, dan hilangnya kemerdekaan.
Maka seorang politisi mengatakan, "Kita bukan bangsa kacung!" Atau seorang anak ingusan mengatakan, "Jokowi kacung gua!". Ada apa dengan kacung?
Aku mencoba membaca keadaan manusia pada zaman ketika kita ingin saling mendominasi.
Mungkin karena kita terancam oleh kecepatan kata-kata dan khayalan menjadi kenyataan sehingga kita terasing dan gagal mencari teman sejati. Ini alienasi.
Mendominasi itu tidak baik. Perbudakan telah ditolak oleh ummat manusia. Meng-kacung-kan orang itu jahat.
Tapi lebih baik lagi kalau kita melahirkan kesadaran tentang jatidiri yang kuat. Bahwa manusia itu merdeka dan kita adalah pelopor kemerdekaan itu.
Itulah keseluruhan sejarah Indonesia, sejarah tentang belajar menjadi diri sendiri, menemukan makna kemerdekaan sejati, lalu bersatu, melawan dan merdeka serta mempertahankannya sampai titik darah terakhir.
Kita gak peduli yang penting kita merdeka atau mati.
Mahal kemerdekaan itu, diproklamasikan #9Ramadhan1334 lalu. Tapi lebih mahal kesadaran menjadi manusia merdeka sebab itulah kesadaran yang akan menjaga Indonesia dari kemungkinan kolonial baru.
Menjadi manusia merdeka yang bebas adalah kesadaran inti dalam iman.
Sebab hanya dengan cara itu kita memurnikan ikatan dengan Tuhan. Inilah sejatinya tauhid. "Inilah ciri insan kamil" kata Bung Karno dalam suatu peringatan maulid di Istana negara.
Maka terimalah aku atau siapapun menjadi manusia merdeka. Manusia yang akan datang kepada Allah kelak di akhirat
Artikel lengkap di http://www.fahrihamzah.com/ada-apa-dengan-kacung.html #fh #fahrihamzah #indonesia
Unggahan ini pun mendapat sekitar 6021 tanda suka dan ratusan komentar. Warganet pun mengkritisi pernyataan kacung dari Fahri ini.
Akan tetapi, adapula pengguna Instagram yang lebih fokus kepada Yusril dalam fotonya. Akun @ajivespapembelaislam mengomentari, "Ada pak yusril... smoga abang abang kita senantiasa diberi kekuatan dari ALLAH Aamiin...."
Akun @cebongsekola menimpali, "Bang @fahrihamzah gabung pbb aja, sayang konsituen anda."
Adapula akun @gahwa_44 yang memberikan komentar, "Pak @yusrilihzamhd asyik yaa liatnye,slow tp menyimak " [inc]