Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag, Muhammadiyah Amin |
www.gelora.co - kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan 200 nama mubaligh yang masuk dalam rekomendasi adalah usulan ormas-ormas Islam. Sehingga, jika ada mubaligh atau dai yang belum masuk daftar rekomendasi Kemenag karena belum diusulkan oleh ormas.
Menurut Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin, rilis 200 mubaligh rekomendasi Kemenag belum final. Sehingga, masih akan ada penambahan daftar tersebut cukup karena belum semua ormas mengirimkan nama-nama mubalighnya.
"Itu kan rilis awal. Sebanyak 200 nama tersebut merupakan usulan dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Selain ada juga dari beberapa masjid dan perguruan tinggi yaitu PTIQ, IIQ, Istiqlal, At-Tin, Sunda Kelapa danAl-Azhar," kata Amin kepada Republika.co.id, Senin (21/5).
Amin juga menyinggung terkait nama Ustaz Abdul Somad yang tidak masuk daftar 200 nama mubaligh tersebut. Ini karena nama dai yang tengah populer tersebut belum diusulkan oleh ormas Islam yang ada di Indonesia.
"UAS (Ustaz Abdul Somad) gak masuk karena gak ada ormas yang mengusulkan," kata Amin.
Amin mengatakan, Kemenag sudah lama mengirimkan surat ke ormas-ormas untuk mengusulkan nama-nama mubalighnya. Oleh karena itu, Ia menegaskan, 200 nama tersebut murni usulan dari ormas.
Kemenag, lanjutnya, akan melakukan rapat kembali menyikapi protes sejumlah pihak terkait hal tersebut. Nantinya Kemenag juga akan terus melebarkan ke ormas-ormas lain untuk meminta nama-nama mubalighnya.
"Cuma memang data-data mubaligh ormas gak ada juga," kata Amin.
Namun, Amin menegaskan, mubaligh yang diminta oleh Kemenag harus sesuai kriteria yakni memiliki kapasitas keilmuan yang bagus, integritasyang baik serta komitmen kebangsaan yang tinggi. Tiga poin tersebut sungguh ditekankan oleh Kemenag.
Ia meminta masyarakat tidak menggiring persoalan ini keranah politik. Amin menuturkan, Kemenag tidak mempunyai kepentingan politik apapun terkait rilis tersebut. [rol]