Dengar Sang Ibu yang Hilang 30 Tahun di Arab Saudi Ditemukan, Putra Nenek Jumanti Merinding

Dengar Sang Ibu yang Hilang 30 Tahun di Arab Saudi Ditemukan, Putra Nenek Jumanti Merinding

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Nama Jumanti alias Qibtiyah sempat menghebohkan jagad maya setelah akun Facebook Anindia Syarifah membagikan foto dan kisahnya di grup Komunitas Kabar Madura.

Anindia Syarifah dalam unggahan pada 9 Maret 2018 mengatakan, Qibtiyah yang bekerja di Riyadh kurang lebih 40 tahun sudah tidak menjalin hubungan dengan keluarganya.

Bahkan dia telah lupa nama keluarganya.

Kabar ini, lalu direspon pemerintah RI dan Arab Saudi hingga akhirnya ditemukan oleh Tim Perlindungan WNI KBRI Riyadh.


"Tim mendapatkan bantuan dari Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud, keponakan Raja Salman yang juga menjabat Gubernur Riyadh," ujar Dubes RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel kepada Tribunnews, Rabu (2/5/2018).

Dalam pertemuan hangat itu, wakil keluarga majikan, Kapten Ibrahim mengatakan Nenek Jumanti sudah dia anggap seperti ibunya sendiri dan keluarganya akan merasa kehilangan ketika Nenek Jumanti alias Qibtiyah pulang ke Indonesia.
Nenek Jumanti alias Qibtiyah, menerima gaji sebesar 76 Ribu Riyal atau sekitar 266 juta Rupiah dari perwakilan majikan yang diwakili Kapten Ibrahim Muhammad serta disaksikan langsung oleh Dubes RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel dan Dubes Saudi untuk Indonesia, Osama as-Syuaibiy di KBRI Riyadh, Minggu (29/4/2018).
Nenek Jumanti alias Qibtiyah, menerima gaji sebesar 76 Ribu Riyal atau sekitar 266 juta Rupiah dari perwakilan majikan yang diwakili Kapten Ibrahim Muhammad serta disaksikan langsung oleh Dubes RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel dan Dubes Saudi untuk Indonesia, Osama as-Syuaibiy di KBRI Riyadh, Minggu (29/4/2018). (Istimewa)
Agus menyampaikan, Jumanti sempat berdialog dengan Dubes Saudi untuk Indonesia Obama.
Jumanti menyatakan tinggal di Saudi maupun di Indonesia sama baiknya.

"Osama (Dubes Saudi untuk Indonesia) sempat bertanya dengan bahasa Arab kepada Nenek Qibtiyah: “kepingin tinggal terus di Saudi atau pulang ke Indonesia”. Sang Nenek langsung menjawab: Tinggal di Saudi juga bagus dan pulang ke Indonesia juga bagus”," ungkap Maftuh.

Saat ini, KBRI sedang mengurus kepulangan Jumanti ke Indonesia dengan melakukan diplomatic efforts yakni membuka komunikasi dengan Kemenlu Kerajaan Saudi Arabia (KSA), Imigrasi dan Kementerian Dalam Negeri KSA terkait exit permitnya.

"Karena (Jumanti) sudah hampir 30 tahun tanpa iqomah (izin tinggal)," terang Agus.
Direncanakan nantinya Dubes Saudi untuk Indonesia, Osama akan melakukan penjemputan khusus Jumanti di Bandara Soetta Jakarta.

Nenek Qibtiyah tidak tangan kosong saat pulang ke tanah air, melainkan membawa gaji sebesar 76 Ribu Riyal atau sekitar 266 juta Rupiah di KBRI Riyadh.

Penyerahan gaji itu di lakukan sebelum pelaksanaan May Day atau pada 29 April 2018 disaksikan Dubes RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel dan Dubes Saudi untuk Indonesia, Osama as-Syuaibiy.


Dikira Sudah Meninggal Dunia

Kabar kepulangan Qibtiyah direspon antusias keluarganya yang tinggal di Dusun Curah Sawah, Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember.


Saiful Hadi, anak pertama Qibtiyah berharap ibunya segera pulang.

Saiful Hadi pun lalu mengawali kisah ibu kandungnya tersebut.

"Awal mulanya ibu berangkat seingat saya Agustus tahun 1990, waktu itu bapak masih ada, saya masih baru masuk tentara, waktu saya cuti pertama itu waktu pendidikan itu, ibu masih belum berangkat, saat cuti kedua saya pulang, tau taunya bapak menangis adik adik menangis bapak ibuk sudah berangkat," kenang Saiful Hadi dengan sedikit haru.

Kala itu Saiful menanyakan ibu kemana kepada bapaknya "Ibu kemana pak? Ke Saudi jawab bapaknya ikut keluarganya yang di karang duren," terang Saiful.

Qibtiyah kemudian mengikuti training di Jakarta dan Saiful yang kala itu dinas di Palembang mencari keberadaan ibunya namun tidak berhasil.

"Saya mencari ibu ke Jakarta, dulu gak ada handphone, cari pake telegram tetep gak ketemu," ujarnya.
Jumanti alias Qibtiyah
Jumanti alias Qibtiyah (Surya/Erwin Wicaksono)
Beberapa tahun kemudian, Qibtiyah dikabarkan menikah di Surakarta, namun ditelisik bukan Qibtiyah namun TKI kala itu yang namannya mirip dengan ibu Saiful.

Saiful menambahkan ibunya sempat mengiriminya uang Rp 1 juta kepada adiknya, namun setelah itu tidak pernah. Setelah 3 tahun kontrak selesai, Qibtiyah tidak ada kabar.

"Ibu sempat mengirim uang kepada adik, tapi setelah itu gak pernah besarnya satu juta, setelah kontrak habis yakni 3 tahun ibu gak ada kabar," tambahnya.

Sejak itulah keluarga benar-benar putus kontak sampai 28 tahun.

Saiful Hadi dan keluarga mengira ibu sudah meninggal dunia di Saudi dan sempat melakukan hajatan selametan untuk memperingati dugaan kematian ibunya di Saudi Arabia.

"Benar-benar tidak ada kabar mas sampai kita mengira ibu sudah tidak ada kita sempat bikin hajatan selametan meninggalnya ibu mas," terangnya

Kemudian dengan kagetnya muncul pemberitaan soal keberadaan ibunya yang berkembang di media sosial.

Mendengar hal tersebut Saiful Hadi mencari tahu dan menghubungi pihak Kementrian Luar Negeri untuk memastikan keberadaan ibunya.

"Kemudian saya beberapa waktu lalu tahu kalau ada pemberitaan soal keberadaan ibu yang sudah ditemukan oleh KBRI di Arab Saudi, saya berusaha cari kemudian bisa terhubung ke ibu dan ibu ingat saya.

Rasanya gimana gitu mas kayak gak punya darah saya, masih belum percaya.

Dulunya saya sudah selametan mengira ibu sudah meninggal, tapi alhamdulillah sudah ada kabar, ibu datang saja sudah alhamdulillah sekali mas, gak ngira saya merinding saya" terangnya.

Saiful menambahkan untuk kepastian kapan nenek Qibtiyah pulang masih menunggu perkembangan pihak KBRI Arab Saudi, namun ia berharap ibunya dapat segera pulang.

"Saya harap ibu segera pulang, saya gak peduli soal uang ratusan juta katanya di berita itu yang penting ibu bisa pulang, masih menunggu mas kepastiannya dari KBRI semoga segera dipulangkan," pungkasnya.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita