Buwas Tolak Impor Beras, Hidayat Nur Wahid: Salut, Berpihak pada Petani Indonesia, Semoga Ditiru

Buwas Tolak Impor Beras, Hidayat Nur Wahid: Salut, Berpihak pada Petani Indonesia, Semoga Ditiru

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Wakil MPR, Hidayat Nur Wahid memberikan pujian untuk Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitternya @hnurwahid yang ia tuliskan pada Rabu (30/5/2018).

Hidayat Nur wahid memuji langkah Buwas yang menolak impor beras meski pemerintah sudah mengizinkan impor beras sebesar 500 ribu ton.

Menurut Buwas, impor beras bekum diperlukan, karena menurut perhitungan pihak internalnya sudah mengkalkulasi kebutuhan beras sampai menjelang lebaran, dan hasilnya stok beras aman dan harga akan tetap stabil.

"Memang sudah ada perintah untuk impor, tapi saya belum perlu. Jadi ya tidak dipakai. Buat apa? Itu kan boleh dilaksanakan, boleh tidak. Tapi wewenang Bulog," ujar pria yang akrab disapa Buwas saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Rabu (30/5/2018).

"Gudang saya sudah penuh. Yang penting kan stok masih ada dan harganya stabil terjamin. Ya sudah. Lagian kalau impor kan bikin petani resah," kata Buwas yang dilansir dari Kompas.com.

Sikap Buwas tersebut lantas mendapat dukungan dari Hidayat Nur Wahid.

Menurutnya, Buwas adalah sosok yang berpihak kepada petani Indonesia.

bahkan, Hidayat berharap agar sikap buwas juga ditiru pejabat lainya.

"Salut unt pak Buwas, berani berpihak pd Petani negri sendiri, Indonesia, tolak impor beras yg menguntungkan Petani asing. Jelang peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni, sikap KaBulog spt itu,smoga ingatkn pejabat2 lainnya, unt jadi teladan berPancasila," tulisnya.

Cuitan Hidayat Nur Wahid

Diketahui sebelumnya, , Hidayat Nur Wahid mengkritisi soal keputusan impro beras sebanyak 500 ribu ton.

Hidayat Nur Wahid mengaku kecewa dengan pemerintah.

Lantaran pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akhirnya membuka keran impor beras pada tahun 2018. Sebanyak 500.000 ton beras akan diimpor dari Vietnam dan Thailand.

Menurutnya, langkah ini tidak sesuai dengan janji pemerintahan Joko Widodo.

"Dulu kan sempat dinyatakan Pak Jokowi tidak akan impor beras. Ini kan semuanya dicatat oleh rakyat, jadi hari-hari ini publik dikagetkan dengan izin impor dari Kemendag dengan 500 ribu ton beras," kata Hidayat kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/1/2018) yang dilansir dari Tribunnews.com.

Wakil Ketua MPR RI ini menyebutkan, sekalipun hanya untuk stok dan tidak disalurkan ke daerah, namun tetap saja kata-kata impor itu tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan dulu.

"Apalagi semakin banyak kepala daerah yang menegaskan bahwa daerahnya itu surplus beras seperti Banten, Jatim, Jateng dan Sulsel. Banyak sekali pimpinan kepala daerah yang tegas mengatakan lebih memilih untuk membeli dari daerah-daerah yang lain," kata Hidayat.

Dirinya juga mengutip pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang tidak setuju dengan impor beras.

"Mendingan beli dari Banten, Jabar atau Sulsel ya. Kalau Jakarta memang nggak ada sawahnya kan pasti dia akan beli dari sekitarnya," kata Hidayat.

Hidayat menjelaskan, memang sudah seharusnya Presiden Jokowi mendengarkan keluhan dari rakyat.

"Dan penting juga bagi Pak Jokowi untuk menegaskan akan segera panen raya karena banyak daerah surplus beras sekaligus meminta untuk tidak ada impor beras. Alangkah baiknya bila Pak Jokowi segera menegaskan untuk batalkan impor beras," katanya

Kini, kebijakan tersebut kemabli disorot.

Hidayat Nur Wahid mengeluarkan sikap yang menolak impor beras dan meminta pemerintah untuk peduli petani.

Hidayat mengatakan bahwa sikapnya tersebut sebenarnya sejalan dengan Dirut Boulog, Budi Waseso.

Politisi PKS tersebut juga menagih janji kampaney Jokowi.



"Sikap PKS:pro petani&kembali tolak impor beras ini, sejalan dg sikap&keputusan Dirut Perum Bulog, Budi Waseso. Mendag dll yg ngotot impor beras, di negeri agraris Indonesia Raya yg sudah hampir 73 th merdeka ini, perlu sgra koreksi, tak impor lagi. Sbgmn janji kampanye dulu itu," tulisnya.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita